Sejak kecil, aku adalah anak yang cukup aktif berkegiatan di luar rumah. Baik untuk urusan sekolah, ataupun perihal lain yang masih ada kaitannya dengan pendidikan. Keinginanku yang sangat besar perihal meningkatkan derajat lewat isi kepala memang bukanlah permainan kata belaka. Aku benar-benar melakukannya, sedari aku masih sangat muda.
Setelah aku masuk sekolah dasar, aku bukan lagi anak yang punya banyak waktu bebas untuk bermain bersama teman sebaya. Aku lebih senang berada di rumah untuk menyelesaikan tugas-tugas atau membaca buku-buku yang sekiranya dapat menunjang kemampuan akademik nantinya. Kalau dipikir-pikir, tenyata aku yang dulu bukanlah yang sekarang jauh lebih membosankan dari aku yang sekarang.
Namun, masalah mulai muncul ketika aku beranjak ke jenjang sekolah menengah pertama. Beban tugas dan pelajaran di sekolah saat itu bagiku memang cukup memusingkan. Masuk ke rintisan sekolah bertaraf internasional memanglah bukan untuk sekadar coba-coba. Apalagi, tiga tahun berurutan nyemplung di kelas unggulan yang berisi monster-monster dengan isi kepala yang luar biasa. Namun, selalu ada syukur yang tercuat dalam setiap keadaan. Kalau enggak bermula dari berhadapan dengan 39 kepala yang gigih mempertahankan peringkatnya, aku enggak akan setangguh sekarang.
Lalu, masalahnya di mana?
Tubuhku. Semenjak kelas delapan, hampir setiap hari saat pulang sekolah kepalaku terasa seperti mau pecah. Di saat inilah aku mengenal dan merasakan apa yang disebut dengan migrain atau sakit kepala sebelah. Alhasil, tentu saja aku menjadi kurang fit dalam menjalani keseharian. Hal ini sangat tidak menyenangkan, karena sudah pasti berpotensi menyebabkan aku ketinggalan laju teman-teman lainnya. YA ENGGAK MAU, DONG!
Memang, sih, tekad buat banyak kegiatan seperti yang sudah aku sebutkan di atas masih kurang dibarengi dengan olahraga dan makan yang teratur. Jelas saja tubuhku jadi enggak karuan pada akhirnya. Namanya juga manusia, seringkali lupa menjaga nikmat yang Tuhan berikan kalau enggak ditegur duluan. Mulailah aku mencoba untuk mengubah pola yang salah. Sangat perlahan, memang, tapi Alhamdulillah menimbulkan kemajuan.
Nah, yang masih jadi pekerjaan rumah sampai sekarang adalah soal sarapan. Enggak tau kenapa, ya, aku cukup sulit untuk melakukan yang satu ini. Pasalnya, perutku seringkali kontraksi yang berujung pada mules sepanjang hari yang jelas mengganggu kegiatan kalau aku makan sarapan yang salah. Jadilah lebih sering minum yang hangat-hangat aja. Jelas ini enggak sesuai dengan golden standard breakfast yang harus terdiri dari makanan dan minuman.
Maka dari itu, aku enggak menyerah begitu aja, dong. Sampai tiba saatnya aku berkenalan dengan Nestle NESTUM. Sudah ada yang pernah mendengar atau bahkan mencoba produk yang satu inikah?
Well, aku kasih bocoran sedikit, ya. jadi, Nestle NESTUM adalah bubur sereal sarapan dengan grainsmarta yaitu kombinasi unik multigrain yang terdiri dari gandum utuh, jagung, serat pangan, vitamin, dan mineral. Semua jadi satu di dalamnya! Dan, kehadirannya sejak tahun lalu ini memiliki tujuan untuk mendukung komitmen Nestle dalam meningkatkan kualitas hidup dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih sehat.
“Di 2019 ini, terisnpirasi dari keberagaman cita rasa kuliner Indonesia, gerakan NESTUM 101 Healthy Bowls ingin menginspirasi keluarga Indonesia untuk membuat menu sarapan bergizi seimbang, praktis, dan lezat dengan mengkreasikan bubur Nestle NESTUM dengan aneka topping khas nusantara seperti mangga, nangka, jeruk, sampai dengan tempe orek dan ayam suwir,” jelas Ibu Windy Cahyaning Wulan, Business Executive Officer Dairy Nestle Indonesia.
Sejalan dengan tujuannya untuk menyebarluaskan pesan mengonsumsi makanan di pagi hari, Nestle NESTUM menggandeng Chef Steby Rafael yang memperkenalkan lima menu kreasi sarapan Nestle NESTUM yang lezat , sehat, dan praktis untuk dibuat, yaitu: Nestle NESTUM Bubur Ayam Kari, Nestle NESTUM Uduk, Nestle NESTUM Ayam Jamur, Nestle NESTUM Lapis (Parfaits), dan Nestle NESTUM Panekuk.
Jujur, sih, karena aku pencinta pancake tentu saja resep Nestle NESTUM Panekuk yang jadi perhatianku ehehe. Penasaran, gak? Aku kasih resepnya juga, ya!
Resep Nestle NESTUM Panekuk
Jumlah sajian: 4 porsi
Bahan:
- 4 sachet Nestle NESTUM 3-in-1 rasa susu dan coklat
- 4 butir telur
- 334 ml Carnation Evaporasi
- 260 gr tepung terigu
- 2 sdm baking powder
- 80 gr gula pasir
- 4 sdm yoghurt tawar
- 1 buah alpukat
- 2 buah pisang
- 1 buah jeruk
- 1 buah jambu biji
- 1 buah apel
- 4 buah ceri
- 4 sdm Carnation krimmer kental manis
- 1 sdm mentega
- Daun mint untuk hiasan
Cara membuat:
- Aduk tepung, Nestle NESTUM, susu, gula, dan baking powder hingga rata, diamkan selama lima menit.
- Oles mentega pada wajan anti lengket, lalu panggang adonan selama dua menit untuk setiap sisinya.
- Siapkan potongan buah dan bahan lainnya.
- Tumpuk panekuk, tambahkan topping potongan buah-buahan, yoghurt, daun mint, lalu siram dengan Carnation krimmer kental manis sesuai selera.
- Sajikan.
Gampang banget, kan? Asli, aku happy banget sih rasanya bisa kenal dengan Nestle NESTUM ini. Selain selain mengatasi masalah sarapan yang sudah sejak sekian tahun lamanya aku rasakan, produk satu ini juga enggak bikin masalah baru. Aku enggak merasa sakit perut seperti biasanya kalau enggak cocok dengan makanan. Sepertinya, aku bukan hanya akan sekadar singgah, tapi benar-benar menetap karena sudah menemukan yang tepat. Uwuwuw!
Oh iya, Nestle NESTUM ini hadir dalam berbagai varian rasa, lho. Ada Nestle NESTUM Porridge (rasa manis dan original), serta Nestle NESTUM 3-in-1 (rasa susu, susu dan pisang, susu dan coklat). Belum lagi, bisa dibuat berbagai macam masakan yang tentunya menimbulkan rasa dan sensasi makan yang berbeda. Seru banget, kan? Sekalian bisa eksplor kemampuan nyiptain resep ala-ala juga buat orang yang baru belajar masak kayak aku hehehe simple dan praktis soalnya.
Sudah banyak, lho, penelitian yang membuktikan bahwa aktivitas mengonsumsi makanan saat sarapan itu punya banyak manfaat. Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes sebagai ahli gizi pun menyatakan bahwa dengan mengonsumsi makanan saat sarapan, kita bisa merasakan manfaat yang lebih, baik dari sisi fisiologis maupun psikologis jika dibandingkan dengan mengonsumsi minuman saja. Ya, aku selama ini salah besar. Heu. Dan tentu tidak akan aku ulang.
“Gizi yang terkandung dalam satu mangkuk Nestle NESTUM setara dengan protein dari satu gelas yoghurt, kalsium dari satu gelas susu, dan serat makanan dari satu lembar roti gandum,” tambah Eka Herdiana, Corporate Nutritionist Nestle Indonesia.
Kalau sudah diberikan produk yang praktis banget kayak begini, sudah enggak ada alasan lagi dong ya untuk melewatkan sarapan?
Tabik!
Pertiwi