![]() |
Image source: unsplash.com (edited by Pertiwi Yuliana) |
Sepertinya, aku terbiasa menyembuhkan patah hatiku dengan mengambil jalan yang berbeda.
Jika kembali ke masa 2012 silam, kekecewaan terbesarku adalah saat di mana aku belum bisa langsung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi seperti teman-teman sebaya. Bukan. Bukan karena aku tidak lulus ujian. Namun, hanya karena aku perempuan, hilang sudah beberapa kesempatan di tangan. Kesal. Hahaha.
Sayangnya, aku tidak menyerah semudah itu. Bermula dari seorang teman yang memintaku membuatkannya esai mengenai kemahasiswaan untuk tugas orientasi kampus, aku berkenalan dengan Tridarma Mahasiswa lebih dulu walaupun kata “mahasiswa” belum kusandang sebagai sebuah status. Dari proses pembuatan esai itu, aku tahu bahwa sedikit sekali dari mereka yang benar-benar sampai pada poin ketiga tanpa embel-embel kewajiban dari pihak kampus.