Seseorang pernah bertanya padaku, “Kalau mau mengulang satu momen dalam hidup, ke manakah kamu akan pergi?”
Cukup lama, pikirku melayang ke sana kemari. Pelan-pelan menggali detail ingin yang belum terkuak sama sekali. Hingga akhirnya, masa putih biru menarikku begitu kuat untuk kembali. Memangnya, apa yang istimewa, sih?
Pertama, lingkungan pada masa itu selalu membuatku haus. Haus akan ilmu. Bagiku, berada di tengah orang-orang yang tidak pernah berhenti mencari tahu akan berdampak bagus. Terlebih dengan sifatku yang lumayan kompetitif akan membuatku bergerak terus-menerus. Yak, apalagi kalau bukan karena takut. Takut langkahnya kalah jauh. Takut jangkau pandangannya hanya berhenti sampai di situ. Enggak mau!
Nah kalau alasan kedua ingin kembali ke masa putih biru tuh karena sejarahnya. Kurasa, tempatku berdiri sekarang, di dunia yang luasnya tak terhingga yang seringkali disebut dunia maya ini ya dimulai dari sana. Perkenalanku dengan teknologi berawal dari balik PC tabung di ruang praktik komputer sekolah. Jujur saja, saat itu agak minder rasanya. Sebab, teman-temanku yang lain sudah terbiasa bercengkrama dengan benda yang disebut komputer. Sementara aku? Yah, boro-boro.
Namun, jelas aku tetap enggak bersedia kalah. Walaupun aku cukup terlambat untuk beranjak dari garis start dibandingkan yang lainnya, aku mengupayakan agar kecepatan kakiku bisa menyusul mereka. Ternyata, menguasai Microsoft Office enggak terlampau sulit, ya? Alhasil, banyak waktu kosong yang tersisa selepas mengerjakan tugas praktik TIK. Kemudian, temanku mengenalkanku dengan sebuah permainan komputer yang, aku yakin, kita semua pernah mainkan: Solitaire.
Enggak asing, kan? Solitaire merupakan permainan sederhana yang berbentuk penyusunan kartu dengan cara drag and drop. Simple dan pasti dapat dimainkan oleh semua orang dari segala usia. Ada yang kangen main game ini juga, gak? Mengulik memoar masa lalu seperti ini, untukku, selalu menimbulkan kerinduan yang seringkali enggak bisa ditampung.
Enggak masalah, karena kita bisa langsung bernostalgia dengan games kesayangan pada masa tersebut. Udah tau solitaire.org belum? Website dengan tampilan yang sangat sederhana ini menyajikan cukup banyak pilihan permainan yang akan mengorek kenangan. Bintang utamanya, tentu saja, Solitaire! Ada beberapa variasi dari game tersebut yang bisa dipilih, tapi untukku tetap versi klasik yang menjadi favorit.
Kalau selain Solitaire, ada lagi gak? Oh, ada dong! Tersedia juga berbagai variasi card games, mahjong, hidden objects, match 3, logic puzzles, dan word games. Hati-hati lupa waktu, soalnya terlalu seru! Dan, satu hal yang sangat aku suka dari website solitaire.org adalah to the point. Mau main apa, ya sudah tinggal main tanpa perlu terlalu banyak klik ini dan itu. Ramah sekali untuk segala usia pokoknya. Wajib dicoba!
Well, back to the topic, hal ketiga yang menarik keinginanku untuk kembali ke masa putih biru adalah penjalanan media sosial. Seperti yang kutulis sebelumnya bahwa tempatku berdiri sekarang, di dunia yang luasnya tak terhingga yang seringkali disebut dunia maya ini ya dimulai dari sana. Enggak kebayang rasanya kalau saat itu aku enggak punya keingintahuan berlebih tentang jaringan internet. Enggak akan ada juga nih tulisan ini.
Seandainya bisa kembali, ingin sekali memperbaiki beberapa detail. Namun, kalau dipikir lagi, kurasa kesalahan-kesalahan yang pernah dilewati juga turut andil dalam pembentukan pribadiku menjadi yang sekarang ini. Dan, aku sangat menyukai diriku walau jauh dari kata sempurna untuk diraih. Jadi, bersyukur aja gak sih?
Tabik!
Pertiwi
0 komentar
Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer