Akhir tahun lalu, kusempat membuat sebuah siniar dengan dua orang teman kampusku. Ya, awalnya sebagai wadah ngobrol yang bisa diabadikan dan—siapa tau—bisa diambil maknanya. Di salah satu epidose dalam siniar tersebut, kami membahas soal manfaat menulis. Sebagai mahasiswa sastra Indonesia, tentu hal ini mau gak mau menjadi sangat dekat kan dengan kehidupan kami. Bagaimana enggak, kan salah satu kunci penting dari keempat pilar yang mengokohkan bahasa adalah menulis.
Lucunya, kami sama-sama mengawali kecintaan kami pada dunia tulis-menulis dari sebuah buku harian. Kemudian, masing-masing dari kami mengembangkannya ke jalan lain yang masih berkaitan. Kalau untukku, ya, manfaat menulis sudah sangat sering kubahas di sini kali ya. Uniknya, salah satu temanku mengemukakan kesukaannya menulis buku harian sewaktu kecil menimbulkan passion lain dalam hal journaling.
Memang, temanku satu ini cukup menginsipirasiku dalam hal konsisten membuat jurnal. Sebab, ya, aku sebagai seorang INTP sejati dengan spontanitas yang luar biasa tinggi agaknya cukup kesulitan jika harus membuat plan seperti yang dilakukannya. Namun, di sisi lain, aku sangat mengagumi bagaimana kebiasaan tersebut pada akhirnya berbuah baik pada kehidupannya. Dan, tentu saja hal tersebut juga sangat kuinginkan.
Sampai di dalam percakapan itu, temanku berkata bahwa journal itu bisa dibuat sesuai dengan kebutuhan kita agar gak menjadi beban. Percuma juga, kan, kalau bikin jurnal setiap hari tapi malah jadi stres karena memikirkan mau nulis apa terus-terusan. Belum lagi kalau sembarangan menulis setiap hari, tapi tidak sesuai kebutuhan malah makin jauh dari tujuan dari journaling itu sendiri.
Oke. Karena aku adalah orang yang mengalami kesulitan untuk memejamkan mata, aku sangat membutuhkan catatan untuk mengukur waktu tidurku. Melihat kebutuhan itu, aku kemudian membuat sleep tracker di dalam buku agendaku. Seperti namanya, sleep tracker berfungsi untuk mengukur berapa lama waktu yang kupakai untuk tidur dan seperti apa pengelolaan jam tidurku. Dengan adanya catatan ini, aku merasa lebih termotivasi untuk membenahi pola tidurku. Sebab aku jadi bisa melihat apakah aku masih stagnan, memburuk, atau memperlihatkan progres yang diharapkan.
Ternyata, memang benar. Membuat jurnal sesuai dengan yang dibutuhkan itu lebih terasa membawa perubahan. Pelan-pelan pola tidurku mulai membaik. Dan, agaknya, kebiasaan catat-mencatat ini mulai menjadi hal yang mengasyikkan.
Aku sudah mencoba berbagai macam medium untuk menorehkan catatan indah yang kuinginkan. Perlu digarisbawahi pada kata "indah". Karena, ya, memang aku cukup memerhatikan visual dari catatan kecilku. Nah, problemnya kemudian adalah notebook lamaku agak terlalu besar sehingga pada akhirnya menimbulkan kemalasan untuk menghias. Wait, ini bukan alasan ya hahaha. Sampai akhirnya aku bertemu dengan buku journal yang berukuran pas, nyaman digunakan, mudah dibawa, dan punya tampilan yang cantik dengan nuansa etnik. Namanya, Hibrkraft.
Ini kupakai yang seri tenun dengan ukuran A6, ya. |
Dengan ukuran yang mini tapi tidak terlalu kecil, Hibrkraft menjadi buku saku yang bisa menemani ke mana pun aku pergi. Aku bisa ngejurnal di stasiun, waiting room, atau di kedai kopi favoritku. Apalagi kalau mau mendokumentasikan catatan harian tersebut ke dalam wadah digital. Maka mudah saja bagiku untuk memotretnya di berbagai sudut kota agar tidak jenuh.
Selain merasakan fleksibilitasnya, aku juga suka dengan kualitas kertasnya. Lembaran kertas berwarna coklat memudahkanku untuk berkreasi dengan kombinasi warna dan aneka kolase. Aku juga tidak khawatir dengan tinta yang tembus ke lembar belakang karena ketebalan kertasnya yang sesuai. Well, jujur nih aku lumayan kesulitan mencari tipe kertas yang oke untuk jurnalku. Karena aku suka membubuhkan handlettering di situ dengan tinta yang agaknya kurang manusiawi untuk kertas dengan kualitas standar. Bahkan penjilidannya pun sangat diperhatikan yang membuat lembaran kertasnya tidak mudah robek.
baru mulai bikin monthly reads dan monthly watch (lagi) nih, semoga konsisten! |
Cantik luar dalam gak sih jurnalku? Please bilang iya! Kalau kurang sreg dengan versi tenun seperti milikku, handmade journal Hibrkraft punya banyak varian sampul lainnya kok. Ada jurnal dengan sampul kulit berbagai macam desain yang tidak kalah menarik dan bisa dipilih. Salah satunya incaranku selanjutnya, nih! Bahkan, kita bisa juga memesan penulisan nama kita di sampulnya dengan teknik engrave lasser yang memberi kesan personal dan mewah. Aku sudah tidak khawatir dengan kualitas yang diberikan karena Hibrkraft sudah dirintis sejak sepuluh tahun yang lalu. Melihat usianya yang tak lagi muda sudah pasti kini berada di level profesional dan berkelas.
Aku sudah memantapkan diri dengan Hibrkraft untuk keperluan journaling karena alasan-alasan yang sudah kuceritakan di atas. Kini aku bisa bebas berkreasi dan berelaksasi melalui tinta yang merekam momen-momen dalam hidupku. Senang rasanya bisa mewujudkan imajinasi yang menari-nari dalam medium yang membuat semua itu terlihat indah.
bertengger di rak buku bersama kecantikan alami lainnya. |
Tabik,
Pertiwi
3 komentar
Notebook kamu cantik luar dalam!! Mau dong sebiji. Biar ikutan keliatan artsy 🤩
BalasHapusok
HapusKalo ga biasa planning emg paling enak ngejurnal aja ya, nyatetin yang udah terjadi wkwkwk. Seneng banget ih liat jurnal Tiwiii, beneran cantik luar dalem <3
BalasHapusBtw ngeliat spread October reads jadi ngingetin diri sendiri buat mulai baca novel lagi ._.
Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer