O Captain, My Captain!
Begitulah sebutan yang diminta oleh Mr. John Keating kepada murid-muridnya. Berasal dari sebuah puisi karya Walt Whitman (1865), bercerita tentang seorang kapten yang meninggal tepat pada saat kapalnya mencapai akhir perjalanan yang penuh badai dan berbahaya.Kedatangan Mr. Keating, yang diperankan dengan begitu apik oleh Robin Williams, merupakan udara baru yang menyejukkan di Welton Academy. Sekolah eksklusif dengan reputasinya yang hebat di masyarakat itu mewajibkan murid-muridnya untuk mengikrarkan empat pilar akademi, yaitu: tradisi, kehormatan, disiplin, dan prestasi. Sekolah yang berkonsep asrama laki-laki ini pada awalnya tentu membawa kebanggaan tersendiri. Namun, akhirnya beberapa murid merasakan kekangan hebat yang tidak dapat dipungkiri. Dan, di situlah peran Mr. Keating menjadi begitu berarti.
Guru sastra Inggris tersebut datang dengan cara yang lain, bersiul santai sampai mengajak murid-muridnya untuk belajar di luar. Mereka yang awalnya kebingungan mulai menikmati metode yang dijalankan oleh Mr. Keating. Hingga kemudian, tujuh orang siswa membuat koneksi yang lebih dekat dengan sang kapten kelas dengan mengikuti kebiasaannya saat masih menjadi murid di sekolah yang sama.
Dead Poets Society
Bermodalkan ucapan Mr. Keating yang dikutip dari frasa penyair Horatius berbunyi, “Carpe diem!” yang berarti seize the day atau raihlah kesempatan, menjadi motto baru yang mengubah pandangan hidup mereka. Obsesi terhadap Mr. Keating membawa mereka pada sebuah catatan tua sekolah yang memuat riwayat guru kesayangannya.Di catatan tersebut, mereka menemukan Dead Poets Society sebagai sebuah klub rahasia dengan para anggota yang gemar membaca puisi dan memiliki pemikiran yang berbeda, seperti Mr. Keating, tentu saja. Penemuan tersebut akhirnya memberikan inspirasi kepada mereka untuk membuat klub rahasia dengan nama yang sama.
Sayangnya, selepas klub rahasia mereka terbentuk, ada beberapa masalah yang datang. Hingga berujung pada kematian salah satu di antaranya.
Bunuh diri adalah hal yang mungkin terjadi pada siapa saja
Berdasarkan data yang didapat dari WHO, 800.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya. Yang artinya, ada 1 kematian akibat bunuh diri setiap 40 detik. Di balik 1 kematian akibat bunuh diri itu pun, masih ada 20 percobaan bunuh diri yang tidak terdata. Jelas saja, jika kematian akibat bunuh diri ini menjadi penyebab kematian terbesar kedua setelah kecelakaan di masyarakat usia 15-29 tahun.Neil, salah satu murid Mr. Keating yang tergabung dalam klub Dead Poets Society, memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Karena, kegemarannya dalam dunia akting ditentang habis oleh sang ayah yang merupakan salah satu pengajar di Welton Academy. Pemaksaan kehendak oleh sang ayah terhadap Neil membuat dirinya hancur berkeping-keping. Dan, pada suatu malam, Neil menyelinap ke ruang kerja ayahnya dan mengambil pistol yang tersimpan di laci. Neil, bunuh diri.
Tidak dapat dipungkiri, kejadian serupa pun seringkali terjadi dalam dunia riil. Namun, masih banyak dari mereka yang dengan seenaknya malah turut menyerang dengan kalimat, “Ah, dia sih kurang mendekatkan diri ke Tuhan makanya pakai jalan pintas yang dilaknat. Dia gak akan diterima di bumi!”
Hey, tolong jangan memojokkan, ya. Sebab, siapa saja bisa berisiko mengalami depresi yang berujung pada bunuh diri. Mereka yang mengalami predisposisi kesetaraan, maternal deprivation, korban kekerasan atau bullying, tekanan hidup yang berat, adanya sejarah anggota keluarga yang bunuh diri, dan minim dukungan sosial. Adakah orang terdekatmu yang sekiranya berisiko karena mengalami hal-hal yang aku sebutkan? Atau, malah kamu orangnya?
Mari saling berpelukan
Jika orang terdekatmu menunjukkan tanda-tanda depresi seperti sulit makan atau tidur, menunjukkan perubahan perilaku yang drastis, menarik diri dari teman atau kegiatan sosial lain, seringkali membicarakan soal bunuh diri, atau bahkan menuliskan status-status di media sosial yang berbau bunuh diri, tolong segera rangkul dan ajaklah berbicara.Memang, adanya tanda-tanda tersebut bukan berarti orang yang bersangkutan pasti akan melakukan bunuh diri. Namun, keadaannya perlu direspon dengan serius. Kamu bisa sangat membantu dengan menunjukkan empati lebih, mengajaknya berbicara tentang hal-hal yang mungkin membebani, membantunya menyelesaikan satu persatu masalah yang sedang dihadapi, sampai mengajaknya mencari bantuan profesional sesegera mungkin.
Jika kamu, yang membaca tulisan ini, adalah kamu yang mungkin berisiko tapi sulit menemukan orang untuk diajak bertukar pikiran, aku sangat terbuka ya. Kamu bisa mengjangkauku lewat kontak yang tertera di blog ini. Aku akan membantu sebisa yang kumampu. Karena aku percaya, kita semua adalah manusia yang berharga dengan cara yang berbeda-beda.
Jangan ada lagi Niel yang lain.
“I used to think the worst thing in life is to end up all alone. It’s not. The worst thing in life is to end up with people who make you feel alone.” – Robin Williams.
Dan sang kapten pun, dalam kehidupan nyatanya, mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri dan meninggalkan mereka yang membuatnya merasa sendirian.
Namun, kamu—dan kita—tidak sendirian. Percayalah.
Tabik!
Pertiwi
13 komentar
Semoga ketika ada kasus di sekitar kita yang mengarah ke arah bunuh diri, kita bisa jadi lebih aware. Memperhatikan dan menolong mereka agar tdk menjadi semakin terpuruk tentu sangat membantu.
BalasHapusBener sih, Wi. Kalau ada teman2 yang sedang down dan condong ke arah depresi baiknya memang didampingi dan sebisa mungkin memberikan support. Bukan malah dihakimi apalagi ditinggalkan.
BalasHapusIni film taun kapan ya Wi? Baru kah? Jadi penasaran juga ingin nonton.
Tulisanmu selalu bagus, Wi!
Jika muncul indikasi bakal bunuh diri, harus diperhatikan dengan serius. Jangan melalui sosial media saja, namun datang ke tempat tinggal dan nemenin dia disaat mengalami kesusahan.
BalasHapusMinggu-minggu ada berita bahwa ada berita kematian wanita cantik, padalah di live nya maish ceria dan tidak ada tanda-tanda dia akan bunuh diri. Namun esok harinya malah ada kejadian bunuh diri.
Jadi solusinya harus menemaninya iya kak. :)
Ngeri ya mbak, kalau sudah putus asa. Semoga kita dan keluarga dijauhkan dari putus asa
BalasHapusTerimakasih kakak artikelny Bermanfaat sekali apalagi buat kita-kita yang awam begini harus sigap saat melihat perilaku depresi agar tidak menjurus ke hal-hal yang tidak baik saling mengingatkan dan mensupport
BalasHapusWah, taknub sekali aku pas meliat data org bunuh diri ternyata sebanyak itu. Ah, mari kita berpelukan bersama.
BalasHapusSerem juga ya klo sampai terjadi...ternyata kita harus peka juga terhadap lingkungan sekitar jangan sampai kasua bunuh diri terjadi
BalasHapussemoga kita semakin peka dan semakin aware dengan bunuh diri ini ya kak... semoga gaada lg orang2 judgemental
BalasHapusSesungguhnya aku juga butuh orang yg memelukku, bukan butuh nasehat panjang lebar.
BalasHapusJadi pendengar yg baik Bagi Mereka Dan selalu peka Akan hal hal disekitar kita
BalasHapusCeritanya sangat menarik dan perlu sekali dibahas mengenai bunuh diri ini. Fenomena yang bisa saja terjadi pada siapa pun.
BalasHapusPernah merasa mau bunuh diri saat masih SD tapi, sekarang saya bersyukur dengan kehidupan hari ini
BalasHapusBeberapa waktu lalu, aku mengikuti hari peringatan kesehatan jiwa sedunia..
BalasHapusTernyata malah tingkat depresi seorang anak yang berujung bunuh diri itu sangat tinggi sekali
Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer