Berjalan kaki, sepertinya sudah jadi pekerjaan rumah yang harus segera aku tuntaskan. Sebab dalam kurun waktu yang tak sebentar, aku sudah jarang sekali melangkahkan kaki dalam jumlah yang banyak. Misalnya, kalau pergi bersama Ilham pasti menggunakan motor. Belum lagi kalau di dalam gedung seringkali di manjakan dengan lift atau eskalator. Terus aktivitas yang dilakukan paling makan atau nonton. Kerja pun cuma perlu duduk menghadap komputer. Nah, kan jarang banget jalannya.
Saking penasarannya, aku dan Ilham kemudian menginstal aplikasi penghitung langkah. Jadi, kalau kita jalan kaki sambil bawa handphone nanti aplikasi itu akan melaporkan jumlah langkah yang kita tempuh hari itu. Dan seringkali hasilnya menunjukkan angka yang kurang memuaskan. Langkah kakiku tidak sering menembus angka 1500 langkah yang setara dengan 1 kilometer.
Keresahan ini sepertinya tidak hanya kualami sendiri. Sebab beberapa hari yang lalu ketika aku dan Ilham jalan-jalan pagi menjajal MRT Jakarta, kami bertemu dengan sekelompok orang yang sedang mengampanyekan gerakan #JalanHijau. Karena memang isu jalan kaki menjadi konsentrasi kami beberapa hari belakangan maka kami putuskan untuk melihat-lihat lebih jauh soal kampanye tersebut.
Ketika kami mencoba medekat, kebetulan sekali salah seorang dari mereka menghampiri kami. Dia menceritakan soal kampanye Jalan Hijau tersebut kepada kami sekaligus meminta kami untuk mengisi survei yang tengah mereka kerjakan saat itu. Eh, siapa sangka, dengan membantu mereka menjawab survei tersebut, kami bisa memperoleh tumbler sebagai souvenir.
Usut punya usut, kampanye ini ternyata merupakan gerakan yang diinisiasi oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) yang tujuannya adalah mendorong masyarakat untuk menggunakan angkutan umum dan berjalan kaki. Seperti yang saya cemaskan di awal tadi, mereka juga beranggapan bahwa jalan kaki sudah jadi gaya hidup yang mulai ditinggalkan. Bahkan untuk menempuh jarak yang tidak terlalu jauh pun orang-orang memilih menggunakan sepeda motor pribadi daripada berjalan kaki.
Lalu mengapa namanya #JalanHijau, ya?
Aku yang penasaran dengan pemilihan nama kampanye ini mendapatkan tanggapan dari mereka. #JalanHijau membawa semangat untuk mengubah kebiasaan menggunakan kendaraan pribadi agar beralih ke transportasi umum dan berjalan kaki. Harapannya, dengan melakukan hal tersebut akan menjadi semakin ramah terhadap lingkungan (yang identik dengan warna hijau).
Kita pasti sudah familiar dengan isu transportasi di Jakarta. Siapa sih yang tidak pernah kesel dengan kemacetan dan polusi di Jakarta? Mengurangi intensitas penggunaan kendaraan pribadi saat ini masih jadi solusi untuk mengatasi macet dan polusi udara.
Selain itu, tingginya mobilitas seseorang yang difasilitasi oleh kendaraan pribadi (terutama motor) menyebabkan seseorang cenderung kurang gerak. Hal ini berpotensi terkena penyakit non-infeksi, lho. Menurut data yang mereka kumpulkan, minimal jumlah langkah yang mestinya kita kumpulkan itu sejumlah 6000 langkah. Sementara itu masyarakat seringkali mentok di angka 3000 langkah per hari. Lha bagaimana dengan aku yang jauh lebih kurang, dong?
Kedaruratan jalan kaki menjadi semakin perlu kita perhatikan mengingat data dari Kemenkes yang menyebutkan bahwa penyakit non-infeksi akibat kurang gerak di Indonesia meningkat dari 26,1% (2017) menjadi 33,5% (2018). Pasti nggak mau dong menjadi bagian dari peningkatan presentase ini? Apalagi lagu buat kamu yang masih muda. Yuk, lah kita jalan!
Kampanye #JalanHijau yang dilakukan teman-teman BPJT ini menarik banget. Selain memberi penjelasan, survei, ada juga poster-poster lucu yang mereka jadikan sebagai perangkat kampanye. Nah, ada juga tuh bagi-bagi pin, kipas, tumbler, dan masker buat mereka yang saat itu melintas di kawasan pintu masuk MRT Dukuh Atas. Hal itu dilakukan sebagai wujud apresiasi terhadap masyarakat yang berinisiatif untuk berjalan kaki.
Selain di tempat yang aku datangi itu, ternyata kampanye ini juga tersebar di tiga titik lainnya, yaitu, di Juanda, Bekasi, dan Tangerang. Kebetulan bisa ikut terlibat dalam kampanye mereka pada 20 Agustus 2019. Soalnya kampanye ini disuarakan hanya dari 19 hingga 23 Agustus 2019. Mumpung banget, ya, kan?
Nah, buat kamu yang penasaran lebih jauh soal kampanye ini, silakan temukan kegiatan mereka di sosial media dengan melakukan pencarian pada tagar #JalanHijau. Kampanye ini menyadarkan aku betapa pentingnya berjalan kaki. Kalau sudah begini kan jadi semangat untuk berjalan kaki lagi. Yuk, kita jalan bareng! Egimana? Hahaha.
0 komentar
Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer