Zaman putih-abu dulu, aku cukup senang sempat mempelajari tiga jenis seni yang berbeda. Di kelas tiga, kami dapat pelajaran seni rupa. Di kelas dua, kami mempelajari seni musik. Dan di kelas satu, kami sempat juga mempelajari seni fotografi.
Di masa peralihan dari SMP ke SMA itu, pelajaran fotografi jadi salah satu favoritku. Sebab, ya, kami jadi sering keluar kelas untuk hunting objek-objek yang sudah ditentukan oleh guru kami. Biasanya, kami dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Karena enggak semuanya punya kamera, termasuk aku, maka keberadaan kelompok kecil ini sangatlah membantu. Di tiap kelompok, wajib ada minimal satu kamera.
Beberapa teknik dasar fotografi sudah cukup akrab bagiku sejak dulu. Walaupun belum banyak, tapi cukup senang sih karena ternyata hal tersebut cukup menunjang apa yang aku kerjakan saat ini sebagai narablog. Lebih senangnya lagi, sempat mendapat penghargaan dengan mendapat tawaran pekerjaan sebagai fotografer produk dari sebuah brand kecantikan. Meskipun sampai sekarang belum ada kabar kelanjutan, tapi sempat dilirik untuk dipertimbangkan saja rasanya sudah senang.
Kok senang, sih, baru ditawarin doang?
Yep, karena sejak zaman pertama kali aku belajar fotografi di masa putih-abu sampai sekarang, aku masih tetap belum punya kamera. Sejauh ini, aku hanya menggunakan kamera dari telepon pintarku untuk mengambil gambar-gambar yang aku mau. Dengan bantuan beberapa aplikasi edit foto, hasil dari foto-fotoku tersebutlah yang bisa kalian lihat di akun media sosialku sekarang.
Dengan bekal sesederhana itu, bisa dapat lirikan di antara sekumpulan lainnya yang pegang kamera canggih itu ya senang dong ya. Karena, jujur aja, selama ini aku suka ngerasa minder kalau ke acara bareng narablog lain dan hampir masing-masing dari mereka pegang alat penjepretnya yang aku enggak punya.
Pengin sekali rasanya memiliki hal yang sama, tapi tuntutan keadaan masih memaksaku untuk meredam keinginan. Kebutuhan dan keinginan dalam hidupku kadang memang benar-benar tidak bisa dibenturkan. Apalagi, untuk sesuatu yang nilainya cukup mahal seperti halnya kamera. Sering sih lihat-lihat berbagai macam jenis kamera di e-commerce tempatku biasa belanja, tapi ya selalu berakhir di wishlist aja hahaha.
Namun kemudian angin surga berembus ketika seorang teman memberitahuku mengenai Akulaku. Kata temanku, belanja online lewat Akulaku bisa mewujudkan apa yang sejak lama aku inginkan dengan lebih mudah. Pasalnya, Akulaku memfasilitasi orang-orang sepertiku yang ingin memiliki produk impian dengan sistem pembayaran kredit tanpa kartu kredit. Wah, ajaib kan?
Aku masih terbilang cukup awam dalam urusan perkreditan. Namun ternyata, proses pengajuan kredit di Akulaku cukup mudah, kok. Cukup dengan bermodalkan gawai dan kartu tanda penduduk, barang impian sudah bisa sampai di tangan tanpa takut keduluan dibeli orang.
Aplikasi Akulaku bisa diunduh di PlayStore untuk Android dan AppStore untuk iOS. Jadi, benar-benar hanya dengan ibu jari tanpa harus ke sana kemari, barang yang diingin sudah bisa datang menghampiri. Belanja saat kebutuhan utama menghimpit bukan lagi menjadi masalah yang pelik. Apalagi, kalau yang diinginkan bisa menunjang proses upgrade diri kayak begini. Duh, senang hatiku tuh ketemu sama Akulaku.
Oh iya, ada informasi menarik lainnya! Mulai tanggal 20 Agustus – 11 September 2018 nanti, Akulaku akan mengadakan Hari Pesta Kredit Nasional (Harpitnas). Dan selama periode tersebut, konsumen akan dimanjakan dengan berbagai macam pilihan produk idaman yang bisa didapatkan dengan uang sebesar Rp1.000 saja tiap harinya! Bayangkan, seribu rupiah saja lho per harinya!
Mulai tanggal 20 Agustus 2018 itu pula, Akulaku menjadi aplikasi virtual kredit pertama yang dengan gagahnya berani memberikan kompensasi jika pengajuan kredit limit konsumennya ditolak. Kompensasi tersebut berupa uang cash dengan total hingga Rp888.000, lho! Baik, ya?
Hatiku sudah laku, tertambat di Akulaku. Bagaimana dengan kamu?
Tabik!
Pertiwi
3 komentar
Aku udah install aplikasi AkuLaku nya mbak
BalasHapusPromo Harpitnasnya banyak banget apalagi diskon utk barang tertentuuu hhee
TFSSharing artikelnya yah mbak
Iya banyak diskonnya, bikin ngiler heu heu
HapusSama-sama, Mbak :)
Nah ini nih, antara kebutuhan dan keinginan, mesti bijak nih menentukan pilihan. Perlu pilih yang dibutuhkan dulu, baru deh keinginan. Teorinya begitu, praktiknya sulit, Kak... aku sering jebol di keinginan dulu
BalasHapusKesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer