Semenjak Ilham ada di Jakarta, kujadi suka sekali makan. Pasalnya, Ilham itu anaknya suka mampir ke tempat-tempat makan yang baru dia temukan. Café dan resto di Solo aja kayaknya sudah benar-benar khatam dia kuliti menunya. Sebagai tempat yang baru, jelas aja Jakarta jadi ladang yang menarik untuknya. Dan karena aku pacar yang setia, dengan senang hati aku menemaninya. Huehehe.
Sebenarnya, agak sanksi juga sih ya. Karena aku merupakan salah satu orang yang menganut “enakan makan di rumah yang lebih bisa terjamin dan terkontrol kesehatannya”. Bukan hal yang mengherankan dong ya pikiran kayak gitu? Soalnya, enggak sedikit juga café yang menjual junk food yang pastinya enggak baik untuk tubuh kalau kebanyakan.
Dari yang sejauh ini aku dan Ilham jelajahi, jumlah café dan resto yang menyajikan makanan yang benar-benar sehat masih sangat terbatas. Kalaupun ada, ya, harganya bikin geleng-geleng kepala. Mahal! Pasangan irit kayak kami biasanya akan mundur teratur untuk yang demikian. Dengan fakta demikian, seakan-akan bisnis kuliner di Indonesia kebanyakan memfokuskan diri pada penawaran gaya hidup yang tidak sehat melalui junk food.
Sehat itu mahal, makanya lebih baik mencegah daripada mengobati kalau kata orang-orang mah. Namun, Kamis (26/07/18) lalu, aku berkesempatan untuk datang ke Whats’s Up Café Tanjung Duren untuk dapat kenalan baru yang agaknya bisa mengatasi kekhawatiran yang aku—dan kita—punya. Namanya Lemonilo.
Apa, sih, Lemonilo itu?
Dari yang dijabarkan para co-founder Lemonilo hari itu, aku mengetahui bahwa Lemonilo merupakan pionir brand berbasis teknologi yang membuat berbagai macam produk sehat dan alami bersama dengan UKM-UKM yang ada di Indonesia sebagai mitra produsen. Melalui website-nya, Lemonilo.com, mereka menawarkan produk yang bebas dari seratus lebih bahan berbahaya. Saatnya berucap, “Alhamdulillah!”
Untuk menanggapi “ketidaksehatan” yang menjangkit café dan resto di Indonesia, Lemonilo bekerjasama dengan puluhan pengusaha kuliner Ibukota untuk mencanangkan “Gerakan Café dan Ropang Sehat”. Menariknya, gerakan tersebut dimulai dengan menawarkan menu yang sangat dekat dengan hampir seluruh masyarakat Indonesia. Yak, mi instan!
Menarik enggak, sih? Pengin bikin gerakan sehat bagi masyarakat, tapi mulainya dengan mi instan yang dikenal dengan micinnya? Tenang, #MieLemonilo yang ditawarkan ini adalah menu mi berbahan alami dengan harga terjangkau yang bebas dari bahan pengawet, pewarna, maupun tambahan MSG.
Menu olahan mi ini nantinya akan hadir di berbagai café dan resto di Jakarta. Beberapa café dan resto yang telah mengikuti Gerakan Café dan Ropang Sehat ini antara lain What’s Up Café, Department of Juicetice, Warung Overtaste, Farmer’s Bowl, Roti Eneng, Kolary Coffee, dan Medifit. Untuk pelaku bisnis kuliner lain yang ingin bergabung, Lemonilo masih membuka kesempatan, lho. Setelahnya, akan ada berbagai acara yang tema utamanya adalah mengusung hidup sehat.
Selain peresmian Gerakan Café dan Ropang Sehat, acara hari itu juga menghadirkan seorang healthy food content creator, Kak Adelia Izza, yang menyuguhkan resep kreasi #MieLemonilo Peanut Butter. Selayaknya masak mi instan pada umumnya, proses masak menu sehat buatan Kak Adel ini juga enggak makan waktu yang banyak. Sama-sama mi, sama-sama cepat, tapi soal tingkat kesehatannya jelas jauh beda.
Kenapa sih mi Lemonilo lebih unggul dibanding mi instan lain?
Ada beberapa poin penting yang menjadikan mi goreng Lemonilo jadi lebih sehat dibandingkan mi instan yang biasa kita temukan.
- Pertama, mi Lemonilo merupakan mi rendah gluten. Produk mi goreng instan ini dibuat menggunakan tepung mocaf yang terbuat dari singkong.
- Kedua, walaupun warnanya hijau, mi Lemonilo ini dibuat tanpa bahan pewarna apa pun. Warna hijau yang ada di dalam produk mi ini berasal dari campuran daun bayam. Alami, kan?
- Ketiga, mi Lemonilo tidak melalui proses penggorengan. Nah, menarik nih. Jadi, proses pengeringan yang dilakukan untuk menciptakan mi Lemonilo ini enggak sama dengan produk mi lainnya. Mi Lemonilo dikeringkan dengan menggunakan oven, sehingga menghasilkan produk yang memiliki waktu kadaluarsa cukup lama dan tetap rendah lemak.
- Keempat, terbuat dari bahan alami yang bebas pengawet dan tanpa MSG tambahan. Enggak usah takut jadi generasi micin kalau banyak-banyak makan mi goreng Lemonilo ini. Ehehe.
Oh iya, di acara itu juga kami berkesempatan untuk mengikuti lomba plating mi Lemonilo, lho. Ini hasil karyaku! Enggak menang, sih, tapi aku suka~
Kalau akses untuk sehat sudah jadi lebih mudah, masih mau nimbun penyakit yang membahayakan kita di masa depankah? Yuk, #SemuaBisaSehat dengan mudah dan murah!
Tabik!
Pertiwi
3 komentar
Wihh sekarang udah ada mie dari mocaf yah, dulu pas SMK aku malah bikin mocaf nya,
BalasHapusPenasaran gimana rasanya mi sehat,moga gak cuma sehat tapi juga eunaak. Bikinin doongs!
BalasHapusBtw, bener sih kita sering jajan, tapi kok aku sing kurusan yaa. Waah mesti maemanku disautin teroos ki.
Duhh bikin nagih kayaknya tuh mie rasanya..
BalasHapusMie sehat membuat badan menjadi lebih sehat..
Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer