Florence, image source: pexels.com |
Blurb
Ethan
Alexander Fahim adalah masalah. Tak hanya ganteng setengah mati, direktur agen
perjalanan Pelesiran itu juga punya reputasi memacari asistennya sendiri.
masalahnya, hubungan tak profesional itu biasanya tak bertahan lama dan
berakhir tragis: si asisten memutuskan untuk berhenti ketimbang sering-sering
bertemu dengan orang yang bertanggung jawab membuatnya patah hati.
Gabriella Rosleen
terlanjur mencintai pekerjaannya ini. Jadi ketika terpaksa menggantikan asisten
lama Ethan yang baru saja berhenti, Gaby berjanji dalam hati untuk tak tergoda
pesona bosnya itu. Secara teori, terdengar logis dan gampang—tapi praktiknya?
Hidup Gaby
bertambah sulit ketika Ethan meminta—no, menugasinya untuk mendampingi laki-laki
itu mengetes paket perjalanan bulan madu yang akan jadi produk baru Pelesiran. Tak
hanya selalu bersama bosnya setiap harinya, dia juga harus menikmati perjalanan
itu sebagai ‘pasangan’ Ethan. Kalau sudah begini, bagaimana cara Gaby bertahan
lebih lama? Perempuan mana yang sanggup melindungi hatinya dari Ethan selama
perjalanan romantis di Italia?
Judul: Yes, Boss!
Penulis: Elektra Queen
Editor: Alit Tisna Palupi
Desainer sampul: Levina Lesmana
Penerbit: Twigora – Roro Raya Sejahtera
Tebal: vi + 404 halaman
ISBN: 978-602-61138-3-2
Bismillah, saya mau membuat ulasan anti-spoiler.
Walaupun terbilang cukup tebal, novel ini sanggup saya selesaikan hanya dalam waktu 24 jam saja. Kok bisa? Iya, karena kalimat-kalimatnya yang mengalir memudahkan saya sebagai pembaca untuk menamatkan kisahnya lebih cepat. Rasanya sudah lama sekali saya tidak membaca novel dengan tipe seperti ini. Memberikan nuansa baru yang menyenangkan untuk saya pribadi.
Menilik kembali
pada blurb yang telah membuka tulisan ini, saya mengira bahwa Yes, Boss! akan
penuh dengan kisah romansa dua sejoli yang menikmati keindahan Italia. Namun,
ternyata ceritanya tidak se-mainstream yang saya bayangkan. Walaupun memang tempat itu menjadi
awal tumbuhnya perasaan Gaby dan Ethan, mereka memiliki kisah cinta yang tidak
menggebu-gebu. Ya, sesuai dengan usia pekerja kantoran di atas dua puluhan. Bagi saya, tampak sangat realistis. Sepertinya,
saya cukup jarang menemukan kisah cinta yang seperti ini di dalam novel-novel
populer.
Saya jadi
ingat sebuah lagu dari Efek Rumah Kaca yang berjudul Jatuh Cinta Itu Biasa Saja.
Kalau dibilang
ringan, sebetulnya tidak juga. Sebab Yes, Boss! memberikan banyak sekali
pengetahuan tentang sejarah dari beberapa kota di Italia. Dan kalau dibilang
berat, ya cukup ringan. Karena penulisnya, Elektra Queen, menyampaikan kisahnya
dengan bahasa yang cukup dinamis sehingga mudah untuk memahami isinya.
Paling suka
bagian apa di novel Yes, Boss!, Tiw?
Di kampus,
saya sempat mempelajari Sejarah Pemikiran Modern. Dan senangnya, sebagian dari
cerita di novel ini mengulang kembali apa yang pernah saya telaah sebelumnya. Rasanya
seperti me-refresh kembali isi kepala saya setelah sekian lama tidak aktif di
bangku kuliah. Tentu saja, adanya bab “Di Kota Renaisans” menjadi favorit saya
di sepanjang kisah yang disuguhkan.
“Seniman di
masa itu terinspirasi oleh karya klasik. Nama-nama besar di masa Renaisans
adalah Michaelangelo, Raphael, dan Leonardo da Vinci. Karya-karya mereka bisa
dilihat di banyak tempat di sini. The David, misalnya. Atau, lukisan
Annunciation yang ada di Galleria Degli Uffizi.” –
halaman 138.
Duh,
seketika itu rasanya saya begitu ingin punya pintu ke mana saja dan menyambangi
tempat-tempat yang disebutkan oleh Hubert, sang pemandu di kota Florence,
tersebut. Ketiga nama tersebut begitu familiar di telinga saya. Bahkan, saya
dan Ilham pernah berkolaborasi untuk remake salah satu karya besar dari
Michaelangelo.
The Creation of Us, remake The Creation of Adam by Michaelangelo |
Kelebihan novel
Yes, Boss! ini apa, sih?
Seperti yang
sudah saya katakan sebelumnya, novel ini disajikan dengan cara yang
menyenangkan. Yang pertama dari segi bahasa, luwes dan mudah untuk dipahami. Namun
di samping itu, penulis memberikan beberapa kosakata yang baru saya temukan
saat membaca novel ini. Nah, ini yang menarik. Membaca kisah fiksi bukan melulu
hanya untuk menikmati alur.
Kedua,
pengetahuan yang tumpah ruah. Sejarah tentang kota-kota di Italia, mulai dari
bangunan sampai makanannya bisa ditemukan di dalam novel ini. Dari pengakuan penulisnya di sini, riset yang dilakukan untuk novel ini memang memakan waktu yang cukup panjang. Jadi, wajar saja. Jangan takut
pusing, sebab penulisnya begitu pandai untuk membawa hal-hal yang berpotensi
membuat migrain menjadi begitu ringan.
Ketiga,
deskripsi lokasi. Ketika kamu membaca novel karangan Elektra Queen ini, maka
kamu akan benar-benar diajak “jalan-jalan” tanpa harus memijakkan langkah ke
mana-mana. Kamu bisa mendapatkan keindahan pemandangan lewat kata-kata. Hal kedua
yang paling mencuri perhatian saya sebagai pembaca adalah perihal satu ini,
kisah Gaby dan Ethan di dalamnya terasa sangat hidup sebab deskripsinya yang
sangat rinci.
Jadi,
apakah Yes, Boss! masuk ke dalam buku yang direkomendasikan?
Bagi saya,
iya. Dibuka dengan seratus halaman pertama yang menjelaskan karakter dan situasi,
dilanjutkan dengan lebih dari dua ratus halaman yang menambah wawasan perihal
kota-kota bersejarah di Italia dengan percikan rasa yang manis, dan ditutup
dengan sembilan puluhan halaman kisah cinta antara Ethan dan Gaby. Menurut saya,
itu adalah komposisi yang pas. Tidak lebih dan tidak kurang.
Kamu akan
dapatkan banyak hal di dalam Yes, Boss!
Percaya atau
tidak? Buktikan saja dengan membaca.
Belum punya bukunya? Tenang, kamu bisa dapatkan novel ini secara GRATIS dengan mengikuti giveaway yang aku buat di sini.
Belum punya bukunya? Tenang, kamu bisa dapatkan novel ini secara GRATIS dengan mengikuti giveaway yang aku buat di sini.
4/5
Ini mau sok cuek ala Gaby ceritanya. |
Tabik!
Pertiwi
31 komentar
Menarik sekali sepertinya buku. Langsung ingin baca rasanya. Apalagi kalau bisa dirampungin dalam 24 jam saja. Gils,bisa nulis sebegitu tebalnya saja sudah keren. Apalagi kalau bisa bikin pembaca betah baca segitu. Sangarrr.
BalasHapusBtw, nice review. Nggak spoiler dan bisa bikin tergiyur!
Novel yang tidak hanya berisi kisah cinta saja, melainkan ada penjelasan tentang Sejarah Italia, menurutku itu keren banget. Ditambah lagi dengan tebalnya 404 halaman, recommended banget itu. :)
BalasHapusOh ya, Saya jadi penasaran dengan komentar Kakak, yang katanya ada kosakata baru. Hmm kira-kira apa ya.
Kalau Saya ya, Kak, Saya ingin perjalanan bulan madu ke Yordania. Kenapa? Karena Saya ingin mengunjungi gurun Wadi Rum, tempat yang pernah menjadi setting tempat Film The Martian. Pasirnya yang merah itu eksotik banget menurutku, dan tebing-tebing juga keren banget. Selain itu, karena di sana ada tempat bersejarahnya, seperti Gua Ashabul Kahfi, Pohon Nabi. Meskipun Yordania dekat dengan negara konflik, tapi tidak masalah buat Saya. ^^
Ah, makin pengen bacaaaaa
BalasHapusKalo dari reviewnya, ini jelas bgt bukan novel roman ecek-ecek seperti novel-novel yang lagi menjamur di toko buku. Ini sih bukan cuma sekedar novel romance. Kayaknya bakal diajak touring keliling Italia tanpa harus keluar ongkos banyak.
Jujur sih, pas baca ulasan awalnya kok ya kayaknya bacaan berat gitu. Ada pake bahas-bahas sejarah pula. Tapi baca makin ke bawah, makin tertarik. Sekian novel yg aku baca, kayaknya aku belum pernah nemu novel yang kayak gini.
Dan sepertinya aku bakal ngikutin jejaknya Kak Tiwi buat babat habis ini buku 24 jam kalo emang ga ada halangan. Kayaknya bakal seru banget. Kalo Kak Tiwi bisa nyelesein ini dalam 24 jam, berarti ini emang menarik banget dan recommended banget buat dibaca. Apalagi ini 404 halaman. Sebanyak itu dalam 24 jam? Ada sesuatu yang menarik pasti.
Bulan madu ke mana? Ke mana aja asal sama suami wkwk
Punya uang tak terkira? Ku pengen bulan madu ke Venezia. Bakalan keliling kota, naik gondola, biar kaya di film2.
BalasHapusSelain itu bakalan foto2 di piazza san marco.
Hahahaha aku pengen banget bisa ke Italia. Selain Venezia, ku pengen ke Florence/Firenze dan Roma tentunya. Selain itu kepengen duduk, dan nonton pertandingan bola di Stadion Olimpico, lihat AS Roma menjamu lawannya.
Kalau saya punya banyak uang, saya pengen banget bulan madu di Giethroon, Belanda. Kenapa saya pilih di sana? Karena kota ini unik banget karena tidak mempunyai jalan raya dan hanya menggunakan perahu kecil sebagai transportasi mereka. Tentunya menjadi pengalaman yang menarik bagi saya jalan-jalan di kota menggunakan perahu ditambah dengan pemandangannya yang eksotik banget :)
BalasHapuswah kalau Mbak Tiwi bisa nyelesaiin dalam 24 jam, berarti rekomen dong novelnya. kalau uang bukan masalah, aku mau umroh terus lanjut keliling eropa, sampai yunani kalau perlu.. akkk aku mau ke Santorini=)
BalasHapusEh kok blurbnya menarik minat baca banget???
BalasHapusItalia. Negeri yang keindahannya udah sering saya baca dalam buku tapi belum pernah saya nikmati langsung. Udah pernah baca kota ini sebagai setting salah satu novel terkenal Dan Brown dan novel penulis Indonesia, Cassandra Massardi yang juga telah difilmkan dan diakui memang Italia nggak pernah 'membosankan' hadir sebagai suau setting. Justru kesan romantisnya akan teramat lekat. Mempelajari sejarah yang berpadu dengan kisah cinta kayaknya akan seru juga
Hemmm, menarik! Kali ini karya dari Elektra Queen mengajak pembaca berjalan-jalan ke Italia. Suatu nilai tambah bagi saya. Tapi sepertinya secara keseluruhan romansa yang dihadirkan tidak jauh beda 'kadar manisnya' dengan karya beliau yang sebelumnya. Just maybe :D
BalasHapusKalau untuk bulan madu dan punya rizkinya, saya ingin ke negara Maroko. Tidak ada alasan yang sangat mendasar sih, tapi saya ingin saja ke sana.
- ada kemudahan karena dari Indonesia tanpa pakai visa
- penduduk di sana mayoritas muslim sehingga tak sulit cari makanan halal
- bisa mampir menginjakkan kaki ke gurun pasir
- transportasi keretanya bagus
Bisa pergi sendirian ke sana pun sudah merasa senang, apalagi kalau berdua pas bulan madu bersama pasangan. So, why not? :)
Makin jatuh cinta sama Italia jadinya :), makin penasaran juga sama keseluruhan cerita Gaby & Ethan di novel "Yes Boss" ini, menilik pertanyaan "Kalau uang bukan jadi masalah untuk kamu, kamu punya keinginan untuk melakukan perjalanan bulan madu ke mana? Dan, kenapa?" - Aku sih masih tetep jauh lebih cinta sama Indonesia, aku mau keliling Indonesia bagian timur yang eloknya masih tak tertandingi (menurut saya) hingga detik ini :*
BalasHapusOMG ini sih racun. Aku jadi penasaran banget sama novel ini. Kadang, selain premis cerita yang menarik, diksi-diksi yang digunakan juga jadi pertimbangan kenapa aku pengen beli sebuah novel. Dari review ini, aku bakal menambahkan bukunya ke wishlist. Selain unsur intrinsik yang (aku yakin) menarik, unsur ekstrinsik yang dimasukin juga bakalan menarik!
BalasHapusKalo boleh milih, aku pengen bulan madu lagi hahaha. Kali ini pengen ke Belanda. Btw, aku takut kalo main-main di laut atau pantai. Naik gunung juga fisiknya nggak kuat. Aku lebih suka main-main di daratan.
Jadi aku bakalan happy kalo jalan2 bareng pasangan ke museum2 di sana, sepedaan berdua, atau cuma jalan-jalan ke taman bunga tulip. Hihi.
Jujur, aku tertarik dengan pekerjaan Gabby. Bekerja sambil jalan-jalan, ditambah lagi pergi bareng Ethan. Aku juga penasaran dengan perjalanan kisah cinta mereka, termasuk peristiwa-peristiwa ajaib yg terjadi saat mereka mencoba paket bulan madu. Setelah membaca review di atas, aku pikir novel ini memang recommended dilihat dari banyaknya kelebihan yg dijabarkan. Mulai dari setting detail, pengetahuan sejarah lengkap bak ensiklopedia, kosakata baru, kalimat mudah dipahami hingga kisah romantis yg tidak berlebihan. Itu yg membuatku ingin segera membacanya...
BalasHapusAku memilih perjalanan bulan madu ke Antartika alasannya aku ingin menikmati fenomena aurora borealis yg luar biasa indah bersama orang tersayangku. Itu termasuk dreamlist-ku. Sambil merasakan perpaduan antara dinginnya salju dengan hangatnya cintanya.
blurbnya adalah sebah tanda tanya besar dari proses percintaan Ethan dan Gaby. aku rasa aku akan menikmati membaca Yes Boss ini seperti mba tiwi karena bahasanya yang mengalir itu, dan karena aku memang suka dengan sebuah proses menuju menjadi cinta dari pada cinta yang menggebu-gebu dari awal kita membaca. Karena nanyak sejarah yang di ungkapkan di cerita, jadi aku mulai bertanya-tanya apa ini half historical romance? kalo iya, maka pointku bertambah untuk novel ini. tapi tentunya kecintaan penulis kepada setiap karya Sidney Sheldon adalah pemicu point lebih banyak lagi. aku juga suka karyanya sidney sheldon mba!
BalasHapusDan dari lama ini novel udah bikin penasaran nih, apa yang terjadi dengan Gaby dan Ethan saat mencoba paket romantis itu. Kebayang dong, kalau emang belum ada ikatan apa-apa. Pasti awkward.
BalasHapusMembaca blurb-nya menarik sekali dan aku sudah membayangkan bagaimana kisah ini akan bergulir. Uniknya, review ini tidak mengulas jalan cerita yang kadang bikin males baca akibat nyerempet spoiler, dan ini bikin aku nyaman. Antusias membaca utuh novelnya jadi tetap terjaga dan makin penasaran.
BalasHapusJadi menambah referensiku untuk membuat review buku. :)
Itu 400 san halaman dibaca hanya dalam waktu 24 jam? Mantab
BalasHapusAku yang jarang baca novel ini agak gimana gitu mbak pas baca 24 jam, cepat banget
London. Aku mau ke london, kota yang menyimpan banyak sekali cerita ttg masa lalu yg berjaya (bagi mereka), sebenernya aku tertarik kesana karna suka sm sherlock holmes dan harpot,meskipun bukan fanatik. Ini novel terjemahan ya wi, kadang aku ngrada bahasa ny suka kurang pas kalo terjemahan. Tp dr cerita km sih alur ceritanya lumayan bikin penasarn.
BalasHapusHemnm.. buku tebel bisa habis dalam 1 hari keren juga. Saua aja blm tentu bisa menghabiskan bukunya selama 1 hari.
BalasHapusGaya bahasa yang mudah di mengerti mungkin jadi faktor penyebabnya ua mba tiwi? Jadi tidak harus dibaca berulang kali
Jadi penasaran ama buku yess boss ini kaya apa
membaca novel yang berlatar belakang negara itu seperti tour ya
BalasHapusmeski belum pernah ke sana tapi seakan berada di negara itu
menambah pengetahuan juga
jadi penasaran dengan novel ini
novel bergenre seperti Yess Boss ini favorit saya banget, Tiwi. film atau drama yang saya sukai juga seperti itu, dibilang ringan enggak juga, dibilang berat juga enggak. pokonya enggak sampai bikin jidat berkerut tapi mampu membuat jantung berdegup laaah plkus nambah ilmu juga
BalasHapusWah, suka banget nih. Bakalan dapet banyak hal dari novel ini, terlebih lebih tau banyak tentang italia. Suka sekali dengan latar dari novel ini :D
BalasHapusGilee,,, 24 jam kelar, kalo saya udah mulai kucek-kucek mata itu. hahahaha
BalasHapusSemakin dilihat, semakin pengen mengunjungi Italia, deskripsi yang mudah dipahami membuat karya ini bisa dibaca semua kalangan kayaknya.
Aku pingin wisata bulan madu ke Eropa saat musim dingin biar makin mesra dan lengket terus hihihihihi tapi sekarang mikirin pasangannya aja dulu kali ye
BalasHapusIni pasti ceritanya seru, makanya bisa selesai kurang dari 24 jam. Pernah juga duluuuu, sekarang mah novel 1 sebulan juga belum tentu selesai. ��
BalasHapusEh malah curhat, semoga bisa ikut GAnya kali aja beruntung
Aku baca blurbnya langsung penasaran, setelah Gaby dan Ethan mungkin punya hubungan setelah menjalani paket honeymoon itu, apa mereka akan tetap bersama atau nggak ya, soalnya kan track recordnya Ethan begitu hehe
BalasHapusMantaab ni kalau backgron sudah italia pasti dah romantis uhuk
BalasHapusOh ini novel to.. aku awalnya mengira judul film xixixim tapi setelah baca blurbnya ternyata novel yg menarik. Hmm kalau tiwi saja bisa baca ini dlm 24 jam berarti novelnys beneran menarik. Kalau minjem Aja boleh ga?
BalasHapusBaca novel borongan..
BalasHapusWow
Aku sehari baru setengah buku hahahbah
akunudah lama banget gak baca novel, terakhir baca novel dilan wkwkwk jadi tertarik baca novel yes bos juga nih
BalasHapusYes boss, aku mau ke italia nya aja dulu, tapi doku nya bosss belum ada, nah!
BalasHapusBaca novel ini cuma dlm sehari wi, mantap, kalau aku mungkin baca majalah aja kalo sehari, itupun kalau ga ada yg dikerjain lagi
1 novel selesai 1x24 jam itu hebat. Berarti emang ngalir banget ya mba sehingga ga bisa ditinggal gitu bacanya. Apalagi kalai cocok ya sama background mba tiwi. pasti makin klop bacanya.
BalasHapusSaya jadi penasaran nih sama kota renesains seperti apa ya. Tar kalo udha lapang mau coba cari novel ini deh. Yess bosss i am in..
Kalau lihat kota-kota di luar negeri, itu sangat bikin ngiler mbak. Apalagi di Eropa, duh jadi pengin kesana, hehehehe
BalasHapusKesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer