Ada berbagai macam hal yang bisa
membuat anak mempunyai kedekatan tersendiri dengan orangtuanya. Tentu saja,
akan berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Aku, dengan dua orangtua yang
memiliki kepribadian berbeda, saja memiliki cara yang tak sama untuk dekat
dengan masing-masing dari mereka.
Dengan bapak, aku merasa lebih
dekat ketika beliau mengajariku menggambar. Gambarnya apik sekali, aku suka. Sayang
sekali hal itu kurang diasahnya. Jadi kurang kelihatan, deh, kebisaannya. Kalau
dengan ibu, kurasa kami memiliki kedekatan yang diawali dari urusan sandang.
Beliau adalah seorang penjahit yang cukup piawai. Semasa kecil, tidak terhitung
berapa banyak gaun yang dibuatkannya untuk kupakai.
Dan kurasa, kolaborasi dari kedua
kedekatan itu sukses bergumul dalam diriku menjadi suatu kesukaan yang sempat
menjadi cita-cita yang terpendam: fashion
designer. Kelas enam sekolah dasar memang waktu yang sangat penting dalam
hidupku. Karena pada masa itu, banyak sekali hal-hal baru yang kucoba dan
berujung pada kesukaan hingga sekarang. Ya, hingga sekarang. Bukankah ini
merupakan suatu konsistensi yang hqq? Hahaha.
Tadinya, aku hanya suka mendesain
pakaian, hingga di pertengahan masa kuliah aku mulai mengaplikasikannya pada apa
yang aku kenakan. Dalam bentuk sederhana tentunya, ya. Hanya mix and match outfit dari apa yang bisa
kutemukan di lemari pakaikanku, dan lemari pakaian mama tentunya.
Berkaitan dengan hal di atas, aku
senang sekali karena minggu lalu (6 Agustus 2017) aku berkesempatan untuk
datang ke Cikini Fashion Festival (CiFFest) 2017. Acara ini merupakan hasil
kerjasama dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan Institut Kesenian Jakarta
(IKJ) yang diselenggarakan pada tanggal 5-6 Agustus 2017 di Teater Jakarta,
Cikini, Jakarta Pusat.
Salah satu desain favorit aku! |
Usut punya usut, CiFFest 2017 ini
dilaksanakan sebagai upaya pengembangan pusat riset unggulan ekonomi kreatif
untuk subsektor fashion. Selain itu,
kegiatan tersebut juga ditargetkan untuk menjadi barometer perkembangan terkini
terkait riset, karya, dan data subsektor fashion
di Indonesia.
Indonesia, dengan beragam budaya
yang dimilikinya, mempunyai potensi yang besar untuk menawarkan gaya hidup yang
terinspirasi lokal dengan selera internasional sebagai bagian dari perkembangan
fashion global. Jika ditilik kembali,
fashion merupakan subsektor terbesar kedua di industri kreatif Indonesia yang menyumbang
nilai tambah sebesar Rp154,6 trilyun dan berkontribusi terhadap pembentukan
Produk Domestik Bruto (PDB) Ekonomi Kreatif sebesar 18,15% atau sebesar 1,34%
terhadap PDB Nasional, dengan pertumbuhan mencapai 2,8% (BPS – Bekraf, 2016). Dengan
melihat angka-angka yang tertera tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa fashion dapat dijadikan subsektor prioritas
ekonomi kreatif di Indonesia.
Tinggi bat sih, Mb. |
“Penyelenggaraan CiFFest 2017
yang menjadi bagian dari Bekraf Creative
Labs (BCL) ditujukan sebagai sebuah forum atau temu pelaku ekonomi kreatif
fashion dalam rangka ajang knowledge
sharing dan capacity building
sebagai upaya peningkatan kesejahteraan pelaku ekonomi kreatif fashion,” jelas Pak Abdur Rohim Boy
Barawi selaku Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan Badan Ekonomi Kreatif.
Sebagai orang yang tidak terjun
langsung secara serius di bidang fashion
dan hanya sekadar suka-sukaan saja, aku merasa beruntung menjadi salah satu
perwakilan dari Blogger Crony untuk
hadir di CiFFest 2017 ini karena aku bisa mendapat ilmu baru di bidang yang kusuka.
Di jeda waktu antara press conference
dan fashion show pun, kami—perwakilan
Blogger Crony—sempat berbincang dengan Ichwan Thoha yang merupakan salah satu
orang hebat di bidang fashion dengan
tampilannya yang sangat nyentrik.
Benar, lho, ilmu padi yang
semakin berisi akan semakin merunduk itu. Orang yang semakin banyak ilmunya
akan semakin rendah hatinya. Baik, ramah, mudah berbaur, dan tentu saja tak
luput membagikan ilmunya. Senanglah pokoknya mah.
Favorit lainnya! |
Details. |
Dengan mengusung tema “Kolaborasi”,
CiFFest 2017 menyajikan beragam acara yang meliputi kegiatan seminar (master class), pameran, dan fashion show. Tema “Kolaborasi” ini
sungguh sangat terasa saat diterapkan di fashion
show-nya. Pernah gak kamu menangis saat menghadiri sebuah fashion show? Aku, pernah. Dan malam itu
adalah fashion show terbaik yang
pernah aku saksikan hingga sekarang. Entah aku yang norak karena baru beberapa
kali datang fashion show dan
keseringan hanya nonton lewat layar kaca saja atau memang konsep yang satu ini
benar-benar menakjubkan.
Fashion show yang sebelumnya aku saksikan—baik langsung maupun
tidak langsung—hanya menampilkan model-model yang berjalan di atas catwalk dengan busana-busana rancangan
para desainer kenamaan. Sementara fashion
show yang ada dalam rangkaian CiFFest 2017 tersebut menampilkan kolaborasi
dengan bidang seni lain, seperti: seni tari, seni musik, tata panggung, dan
videografi. Sehingga, fashion show
tersebut bukan hanya sekadar fashion show,
melainkan sebagai suatu seni pertunjukan. Well,
masih terbayang bagaimana apiknya bahkan sampai saat jemariku mengetikkan abjad
demi abjad ini. Ah, luar biasa sekali.
Fashion show tersebut menampilkan
55 rancangan dari 7 desainer, yaitu: Deden Siswanto, Sav Lavin, Aji Suropati,
Ray Anjas Maulana, Lenny Agustin, Sofie, dan label Acak-acak oleh LPTB Susan
Budihardjo. Didampingi oleh penari dan koreografer Rosmala Sari Dewi, serta video mapping creator Arif Yaniadi.
Oh iya, sebagai pencinta monochrome garis keras, aku suka desain
busana rancangan Sav Lavin dan Sofie.
Sav Lavin dengan tema Vigilant menampilkan desain busana yang
merupakan kelahiran kembali tradisionalisme melalui local ingenuity yang didukung oleh teknologi modern atau
pengetahuan tinggi, menampilkan garis-garis perancangan kontemporer yang
bersih, kuat dengan relasi dan tradisi, sehingga menampilkan kemewahan yang
terlihat puristis namun sangat terlihat merupakan hasil dari perancangan dan
perhitungan yang cermat, atau “Estetika Terhitung”.
Salah satu desain San Lavin. |
Sementara desain busana dari
Sofie dengan tema Digitarian diilhami oleh generasi Z yang tidak pernah
mengenal dunia tanpa internet dan memiliki kehidupan paralel antara virtual dan
real, serta memiliki interaksi menarik
dengan generasi pendahulunya. Wah, aku banget nih. Gak bisa hidup tanpa
internet. Kehabisan kuota sehari aja uring-uringan wkwkwk. Busananya mempresentasikan
campuran gaya estetis dari beberapa generasi. Bagaikan berpetualang menembus
waktu dari gaya yang satu ke gaya yang lainnya, suatu imajinasi tanpa batas
yang dimiliki “Generasi Mayantara”.
Desain Sofie. |
Khusus untuk busana rancangan
Sofie ini, aku merasa cukup tertarik karena monochrome yang ditampilkannya
tidak biasa. Mungkin banyak orang yang berpikiran bahwa busana monochrome cenderung
tampak monoton. Namun Sofie mematahkan hal tersebut. Di mataku yang awam ini,
busana monochrome yang dibuat oleh Sofie tampak nyentrik tetapi tetap elegan. Dan
aku ingin sekali mencobanya hahaha outer-nya lucu!
Naksir outer-nya! :( |
CiFFest 2017 yang digelar untuk
pertama kali ini rencananya akan dijadikan acara yang berkelanjutan selama tiga
tahun ke depan dengan menitikberatkan sebagai forum temu para pelaku ekosistem
fashion Indonesia (desainer, garmen, konveksi, tailor, perusahaan tekstil,
UKM/IKM, pengrajin, retailer, dan lainnya) serta melibatkan pihak terkait dari
berbagai elemen, mulai dari sektor pendidikan, pemerintahan,
komunitas/asosiasi, dan juga khalayak umum. Dengan semangat kolaborasi dari
disiplin seni dan desain dalam festival tersebut, diharapkan pula dapat
menyatukan para pelaku ekonomi kreatif terutama fashion untuk mengambil
tanggung jawab bersama memajukan industri kreatif Indonesia.
Whoah! It’s not just about fashion!
Tabik!
Pertiwi
34 komentar
Woaaaa.. Ini yang namanya lancang. Masa yang kuliah pertekstilan gini gak diundang ke situ. Waaa parah. Dasar lancang! Lancang kanan grak!
BalasHapusAku penasaran betul sama amazingitas fashion show-nya itu deh. Sampai bikin tersedu-sedu gitu. Sampai terpana. Sampai chat balesnya lama. Lancang! Lancang seperti dedaunan yang dipakai buat masak telor dadar.
Hwehehehe. Yuk collabs bikin estetika terhitung!
Acara yang cukup bagus perlu dilanjutkan. semoga sukses Ciffest 2017
BalasHapusAku suka sama konsep kolaborasinya! Duh pasti keren tuh. Aku kurang suka kalau cuma nonton peragaan busananya aja, tapi kalau digabung dengan seni lainnya aku suka pake banget.
BalasHapusSemoga tahun depan aku bisa ke Ciffest ahhhhh....
Bajunya gak satu warna, apik deh lihatnya
BalasHapusAyo dilanjutin kesukaan sama gambar designnya,siapa tahu rejeki di sana
Kalau aku pas kecil suka bikin baju lho, baju boneka dari kainperca, hahaha
huau keren banget yang desainnya kak sofie. aku juga suka. monokromnya anti mainstream XD
BalasHapusaku belum pernah datang ke fashionshow, jadi nggak pernah tau rasanya. semep mikir juga gimana rasanya fashionshow bisa bikin nangis. hmm terharu kali ya saking bagusnya.. berarti bener2 keren banget
Modelnya bagus2 , adik saya juga punya cita2 jadi desainer mungkin seneng kalo dateng acara beginian... Calling aja yah mba Tiw kalo ada acara beginian lagi
BalasHapusNonton perasaan busana dimana busana yang ditampilkan read to wear ini memang bikin baper... Baper pingin memiliki...hihihi.Untunglah aku belum pernah nonton langsung, cuma nonton di tv aja, jadi baper nya bisa ditahan wkwkwk
BalasHapusDesign sofie itu unik ya, ga pasaran dan terlihat berkelas kalo menurut aku. Suka banget
BalasHapusAnak sulung saya juga suka mix and match baju-baju yang ada di rumah. Selain punya dia, punya emaknya juga diacak-acak sama dia hihihi...
BalasHapusSalah satu cita-citanya memang pengen jadi desainer. Mudah-mudahan bisa tercapai, kan lumayan emaknya bisa ikut dibuatin :))
yg Sav Lavin itu fotonya yg bawahnya kan ya? itu gak terlalu mencolok sih kalo dipakai umum.. kalo dari sofie, cocoknya dipakai sosialita gtu. wqwqwq.
BalasHapusternyata jago gambar udah turunan, ya.
itu foto yang paling bawah kirain ikut fashion show juga,
BalasHapusbaru tahu ada acara Cikini Fashion Festival, ga terlalu ngerti atau mendalami dunia fashion sih hehe
Deket sama Nyokap, karena kami berdua suka bercerita. Kalau sama Bokap, gue nggak deket. Rasanya seperti ada jarak yang jauh. Kadang kayak orang asing. :(
BalasHapus((nggak punya kuota sehari uring-uringan)) Wqwqwq.
Karena nggak begitu ngerti fashion cewek, nggak mau terlalu sotoy ah. Tapi menurut gue, dilihatnya begitu elegan~
Motif monokrom masih heitz, to?
BalasHapusNungguin aku punya ulu kali ya. Hihihihihi...
Aku belum pernah pergi ke festival fashion. semoga suatu saat bisa diundang ke acara semacam itu. Kok nunggu diundang?
Heem... karena kalau atas inisiatif sendiri, entah kapan kesampaiannya. hihihi
Selalu salut kalau liat karya desainer Indonesia apalagi yg masih muda2. Sebenarnya tuh karya desainer kita sangat layak ya go internasional. Semoga saja dengan dukungan bekraf makin mempermudah dsainer berkarya sampai ke kancah internasional. TFS ulasannya mbak Pertiwi :D
BalasHapusWah bekraf bagian fashion bagus banget nih buat inovasi dalam hal fashion desain.
BalasHapusKegiatan ini perlu banget di dukung oleh seluruh kalangan yg terkait dengan fashion supaya bisa makin maju dibidang fashion
anti mainstream, modelnya kekinian dan young spirit banget.. cocok dipakai anak muda seusia tiwi..
BalasHapusharus diapresiasi nih para designermudanya bener bener kreatif..
btw foto yg terakhir itu model jg kah?
Mbak, kamu punya minat dan bakat, gak mau diseriusin? Hihi keren loh pilihan mix and matchnya
BalasHapusAku jadi inget waktu sd suka bikin beginian tp dibilang kaya cewe, trus sekarang nyesel dulu gak dilanjutin.
BalasHapusWaahh, iya aku lihat punya sofie, ga bikin bosen!
BalasHapusBiasanya kan yaudah monochrome gitu aja, eh ini enggak! Outernta juga baguuuss :(((
Saya blm pernah hadir di pagelaran fashion sekeren itu
BalasHapusBiasanya cuma liat di tv
Kalau liat langsung pasti lebih seru
Tentu terharu ya ..apalagi klu punya minat di bidang fashion
Semoga nanti bisa diundang ke acara spt ini
Suka dengan cutting dan patternnya. Duh gemes - gemes banget desainnyaaaa... Kemaren sempet diajakin temen ke Ciffest cuma gak jadi dan aku menyesal T_T
BalasHapusWah mau banget salag satu dari bajunya. Keren dan hitz ya design dan warnanya.
BalasHapusrancangan Sofie keceh! ya monochrome tidak identik dengan hitam and abu- abu aja. Wah bakat kamu didunia urek2 and padu padan jangan ilang sampai hilang ya
BalasHapusAyo diseriusin terjun di bidang fashion. Salam kenal Pertiwi:)
BalasHapusBagus bagus yaaa baju yang ditampilin 😍😍
BalasHapusUnik-unik ya busananya, Mbak. Pengen liat langsung juga waktu itu, cuma nggak ada kesempatan. Hehehe...
BalasHapusGenerasi muda Indonesia harus bersemangat untuk memajukan industri fashion dan kerjasama ini semoga menjadi agenda tahunan ya
BalasHapusLaahh itu kreasi jaman SD masih disimpen ya..? Hebat.
BalasHapuscakep ya rancangannya
BalasHapusGemez deh lihat bajunya, kece2 semua dan unik. Kira2 itu hasil rancangannya dijual untuk umum nggak ya?
BalasHapuskalau lihat acara kayak gini, jadi termotivasi pengen bisa bikin baju
BalasHapuskemarin dapat hadiah mesin jahit dari brother aja masih nganggur
paling nggak latihan jahit saputangan hehehe
Aku juga suka sama outernya Sophie...unik dan elegant. Desainer Indonesia sekarang tidak kalah kerennya sama desainer luar ya mba.
BalasHapusHi Mba Pertiwi salam kenal, pertama kali mampir kesini.
BalasHapusAsyik banget bisa hadir di CiFFEST ya....dr artikel diatas aku juga suka karyanya sofie...unik dan tetap simpel.
Hayo mba kejar mimpimua jadi designer mumpung masih muda
Fashion show di IKJ unik ya mbak, dipadukan sama seni panggung/pertunjukkan jadi gak bosenin.
BalasHapusKesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer