Setahun ke belakang, mungkin untuk orang-orang yang sudah mengenal Tiwi akan tau bahwa masa-masa tersebut adalah masa-masa yang sungguh kelam bagi kehidupan seorang Pertiwi Yuliana. Bagaimana tidak? Kehidupan yang sebelumnya sungguh bebas dijalani tetiba berubah menjadi kerangkeng yang sulit untuk dilewati. Walaupun dikatakan bahwa kerangkeng tersebut merupakan sangkar yang terbuat dari emas, itu tetaplah sebuah penjara yang mengekang gerak bebas.
Orang normal
mana yang ingin hidup terpasung selama-lamanya?
Aku? Tentu
bukan. Ada pihak-pihak yang begitu bodoh menganggap bahwa aku akan tetap ada di
tempat yang sama. Mereka hanyalah orang-orang yang tidak mengetaui bahwa isi
kepalaku begitu penuh dengan rencana. Ya, dan untungnya Semesta dengan segala
kebaikannya ikut membantu mengaminkannya. Terima kasih banyak.
Melepas
segala gundah gulana mengantarkan aku kepada sekumpulan rezeki yang melimpah.
Bukan hanya materi saja tentunya, tetapi juga relasi yang kian bertambah.
Agaknya cukup menyesal, mengapa bukan dari dulu saja? Tetapi, Tuhan tentu
selalu punya rencana. Indah akan datang pada waktunya.
Biarlah
banyak orang yang berbicara miring tentangku di luar sana. Biar waktu yang
membuka mata mereka semua tentang kebenaran yang apa adanya. Biarkan Semesta
kembali bekerja, seperti saatnya membantuku keluar dari sebuah kekang yang
menyiksa.
Begitu banyak
perkenalan yang kujumpai setelahnya, baik buruk manusia dengan berbagai macam
rupa. Suka dan duka
seringkali menghampiri di waktu yang sama. Namun melewati segalanya dengan
mereka yang penuh cinta tentunya tidak akan terasa. Aku mulai kembali
mendapatkan diriku yang sebelumnya. Walaupun belum seutuhnya, setidaknya aku
jauh lebih bahagia.
Lepas dari
kepura-puraan yang sebelumnya terus menjadi topeng ke mana-mana.
Hal yang
begitu unik pun terjadi. Aku merupakan perempuan yang sangat tertutup
soal rumah. Jika mereka yang seusiaku sibuk membawa dan memperkenalkan orang
yang istimewa di hatinya kepada kedua orangtuanya di rumah, aku lebih memilih tetap
diam dan menyembunyikan yang teristimewa sampai aku benar yakin dialah orang
yang tepat. Maka, sungguhlah sebuah keajaiban saat aku merasa sangat geregetan
ingin membawa seseorang ke rumah untuk diperkenalkan kepada orangtua.
Kenapa, sih,
harus begitu tertutup soal rumah?
Sebetulnya sederhana,
hanya karena aku tidak menginginkan jika sesuatu terjadi padaku dan orangtuaku
dengan semena-mena menuding orang yang istimewa itu sebagai penyebabnya. Ya,
kan gak selamanya hal buruk terjadi karena sebab yang sama.
Rumah sebagai simbol jiwa.
Baru saja aku membaca sebuah buku yang begitu membuatku merana setelahnya. Persoalan pelik yang diangkat di dalamnya membuat aku kembali ke dunia nyata dengan segudang tanya di kepala. Tapi, bukan masalah-masalah yang ada di dalam sana yang akan aku bicarakan. Ialah perihal rumah.
Ada satu tokoh di dalam buku tersebut, Sumarni namanya. Anak kecil miskin yang terus bekerja keras hingga mendapatkan harta melimpah saat dewasa. Masalah yang terus hadir di kehidupannya ketika itu memaksa Marni untuk melepaskan sedikit demi sedikit kepemilikannya atas harta yang susah payah dia kumpulkan. Namun, tidak dengan rumah.
Dia percaya bahwa rumah adalah sebuah simbol kewibawaan di tengah masyarakat. Biarlah dia kehilangan sawah, mobil, kayu-kayu jati, dan sebagainya. Asal tidak dengan rumah. Keyakinan bahwa rumah adalah simbol nyatanya masih berlaku pada masyarakat mayor di negeri kita. Kamu, percaya?
Maka tidak heran jika kita menemui berbagai macam bentuk rumah untuk mencerminkan pribadi si empunya. Desain yang begitu apik disajikan demi memanjakan mata para tamu yang datang ke sana. Nah, untuk itu pula, satu ruangan yang begitu penting adalah ruang tamu.
Ruangan yang menjadi tempat singgah pertama orang luar ke dalam rumah ini biasanya didesain khusus untuk mengundang decak kagum. Berbagai furnitur dipilih dengan begitu baik, salah satunya adalah meja.
Meja merupakan salah satu aspek penting yang harus ada di ruang tamu. Ya, biasanya untuk menaruh camilan dan minuman, atau bisa jadi untuk menyediakan majalah-majalah untuk menemani sang tamu yang menunggu. Tapi apakah memilih meja yang cocok untuk ruang tamu kita harus selalu mengeluarkan budget yang besar?
Jawabannya jelas: tidak.
Nah, untuk memilih dan membeli meja tamu, kita harus pastikan sudah melakukan beberapa bentuk persiapan sebelumnya. Membeli meja untuk ruang tamu memang perlu lebih teliti sebab desain interior rumah yang bagus akan memberikan kesan positif bagi penghuninya sehingga perlu diusahakan dengan baik.
Rumah sebagai simbol jiwa.
Baru saja aku membaca sebuah buku yang begitu membuatku merana setelahnya. Persoalan pelik yang diangkat di dalamnya membuat aku kembali ke dunia nyata dengan segudang tanya di kepala. Tapi, bukan masalah-masalah yang ada di dalam sana yang akan aku bicarakan. Ialah perihal rumah.
Ada satu tokoh di dalam buku tersebut, Sumarni namanya. Anak kecil miskin yang terus bekerja keras hingga mendapatkan harta melimpah saat dewasa. Masalah yang terus hadir di kehidupannya ketika itu memaksa Marni untuk melepaskan sedikit demi sedikit kepemilikannya atas harta yang susah payah dia kumpulkan. Namun, tidak dengan rumah.
Dia percaya bahwa rumah adalah sebuah simbol kewibawaan di tengah masyarakat. Biarlah dia kehilangan sawah, mobil, kayu-kayu jati, dan sebagainya. Asal tidak dengan rumah. Keyakinan bahwa rumah adalah simbol nyatanya masih berlaku pada masyarakat mayor di negeri kita. Kamu, percaya?
Maka tidak heran jika kita menemui berbagai macam bentuk rumah untuk mencerminkan pribadi si empunya. Desain yang begitu apik disajikan demi memanjakan mata para tamu yang datang ke sana. Nah, untuk itu pula, satu ruangan yang begitu penting adalah ruang tamu.
Ruangan yang menjadi tempat singgah pertama orang luar ke dalam rumah ini biasanya didesain khusus untuk mengundang decak kagum. Berbagai furnitur dipilih dengan begitu baik, salah satunya adalah meja.
Meja merupakan salah satu aspek penting yang harus ada di ruang tamu. Ya, biasanya untuk menaruh camilan dan minuman, atau bisa jadi untuk menyediakan majalah-majalah untuk menemani sang tamu yang menunggu. Tapi apakah memilih meja yang cocok untuk ruang tamu kita harus selalu mengeluarkan budget yang besar?
Jawabannya jelas: tidak.
Nah, untuk memilih dan membeli meja tamu, kita harus pastikan sudah melakukan beberapa bentuk persiapan sebelumnya. Membeli meja untuk ruang tamu memang perlu lebih teliti sebab desain interior rumah yang bagus akan memberikan kesan positif bagi penghuninya sehingga perlu diusahakan dengan baik.
Selain teliti dalam memilih desain, kita sebaiknya tetap memilih meja tamu dengan kualitas yang bagus.
Tujuannya adalah meja tersebut bisa tahan lama sehingga tidak mudah rusak dan
tidak perlu boros membeli meja baru dalam waktu berdekatan. Sayangnya, meja tamu
dengan kualitas yang baik biasanya tidak bisa didapatkan dengan harga yang
murah. Maka, Kita perlu menyiapkan dana yang tepat supaya meja tamu yang memang
menarik bisa dibawa pulang.
Apabila merasa memiliki budget yang
tidak terlalu besar, tidak perlu cemas sebab dengan beberapa usaha tertentu.
Meja yang kualitasnya bagus tetap bisa dibeli, adapun usaha tersebut antara
lain:
- Mencari meja tamu yang reject,
Istilah
reject diberikan untuk menunjukan bahwa ada kekurangan pada meja tamu
ketika diproduksi sehingga ada cacat. Sedikit banyaknya kecacatan yang dimiliki
akan mempengaruhi harga, supaya mendapatkan yang kualitasnya bagus pilih meja reject
namun yang tidak berlebihan supaya tidak kentara.
- Datang ke toko yang bisa ditawar,
Membeli
perabotan rumah juga sebaiknya teliti memilih toko jual meja tamu mana
yang sebaiknya dikunjungi. Selain mencari yang koleksinya lengkap akan jauh
lebih nyaman berkunjung ke toko yang membuka kesempatan menawar harga. Sehingga
Kita bisa menekan harga menjadi semurah mungkin sehingga tidak menutup
kemungkinan harga yang diperoleh sangat murah daripada harga pada umumnya.
- Memilih meja tamu yang bekas,
Meja
tamu yang dibuat dengan bahan berkualitas biasanya akan dijual oleh pemilik
lamanya jika hendak mengganti dengan meja baru. Atau karena alasan lain, misal
butuh uang atau ingin pindah rumah namun susah membawa meja dan perabotan
lainnya sehingga dijual. Meja tamu bekas bisa menawarkan yang kualitasnya bagus
namun dengan harga yang cukup menarik. Bahkan, Kita bisa mendapatkan meja tamu
dari bahan mahal misal kayu jati tua dengan harga hanya ratusan ribu saja.
- Memesan di pengrajin setempat,
Cara
murah lainnya untuk mendapatkan meja tamu yang bagus ialah memesan lewat
pengrajin di dekat rumah. Pemesanan dari tetangga sendiri biasanya diberikan
tarif atau harga yang jauh lebih terjangkau, apalagi dibeli dari pengrajinya
langsung. Sudah tentu jauh lebih murah dibanding meja tamu yang sudah masuk
toko ataupun pusat perbelanjaan. Selain lebih murah desain meja tamu pun bisa
disesuaikan dengan kebutuhan sehingga tidak sulit menyelaraskanya dengan
perabotan lain di ruang tamu.
- Belanja pada saat ada promo,
Tidak
sulit menemukan perabotan menarik dan berkualitas di sebuah pusat perbelanjaan
atau mall, sehingga memberikan kenyamanan saat berbelanja. Sebab hanya di mall
Kita bisa belanja perabotan di ruangan ber-AC, bukankah begitu? Namun, harga
mall biasanya jauh lebih mahal dibandingkan harga di toko supaya bisa
mendapatkan harga miring. Kunjungi mall yang menyediakan perabotan saat ada
promo, sehingga harga di mall yang jual meja tamu akan turun dengan presentase tertentu.
Nah, demikianlah salah satu upaya yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan rumah sebagai simbol jiwa.
Salam sayang,
Pertiwi Yuliana
21 komentar
Aku juga termasuk orang yang percaya kalo rumah itu simbol status sosial. Makanya pengen banget nyari rumah untuk diri sendiri.
BalasHapusDan aku percaya rumah itu tempat paling nyaman untuk pulang, seperti pelukan.
Radhi mau dipeluk? Hahaha~
HapusYang lebih betah di sekolah daripada di rumah pasti kejiwaannya terganggu.
BalasHapusIya nih, Kak Tiwi. Kok feed blognya nggak muncul di dasbor blogku? Padahal udah follow. Nggak tau update terbarunya (padahal udah sering nge-share di grup WA)
Hahaha gue juga gitu, Rob. Selain desain kan banyak faktor lain juga :)
HapusIya ih gatau gue juga, blog-blog yng gue follow juga gak muncul di feeds gue :(
Nah, mending gak punya apa-apa. Tapi ya punya rumah. Sesuai kebutuhan primer, rumah dulu utamakan~
BalasHapusMulus banget ini, Wi. Ajarin dongs! Dan bagi-bagi dong rezekinya. Wekaweka.
Iya, jadi pengin beli rumah. Tapi, beli laptop baru aja belum kesampean. Gak ada yang mau endorse apa? Eh.
HapusTaek! Wakakak~
rumah emang tempat pulang paling asyik :D
BalasHapusBanyak cinta~
HapusTulisan kamu bagus, Yuli.
BalasHapusMenurut saya pribadi, rumah adalah sumber kebebasan. Ketika saya berada di rumah, saya bisa bebas melakukan apa saja, memikirkan apapun, dan ber-emosi sesuka hati. Dan rumah ini bukan hanya tempat untuk saya 'masuk', kadang saya juga berpikir untuk 'keluar' dari tempat ini, karena tidak selamanya 'rumah' itu indah, Yul :)
Oiya satu lagi, Yul. Kata orang-orang, rumah itu tempat menyimpan kenangan masa lalu/masa kecil kita. Tapi bagi saya, selain untuk menyimpan masa lalu, rumah juga bisa dipakai untuk 'menyimpan' masa depan. Karena selalu ada pikiran yang berkata: "Nanti 'rumah' saya kayak gimana yah?", "Gimana yah caranya biar bisa punya 'rumah'?", atau "Pokoknya saya harus bisa dapetin 'rumah' itu!"
Salam sayang,
Agia.
Salam sayang juga, Agia.
Hapusmakasih infonya
BalasHapusYo.
Hapusaku juga sayang kamu tiwi. kiw, kiw~
BalasHapuskalo gue, rumah adalah tempat ku molor, makan, pub, udah. Lalu pergi lagi. dududududu~
Eeq wkwkwk
HapusRumah adalah satu-satunya tempatmu kembali, tatkala seluruh dunia mengutukmu, namun tidak rumahmu. Hanya di rumah, kamu bisa percaya, bahwa sesungguhnya kamu tidak sendiri. Dengan adanya rumah, kamu percaya, bahwa sesungguhnya neraka dunia di luar sana, tiada apa-apanya dibandingkan dengan kenyamanan di rumah.
BalasHapusMaka semakin riuhlah kekacauaan yang terjadi di hidup mereka, yang meskipun punya kekayaaan yang luar biasa, tapi di rumahnya, dia menyimpan neraka.
Rumah adalah tempatmu kembali, tempatmu berawal, tempatmu berasal, segala usahamu, segala deritamu, akan melarung menjadi satu tatkala kau punya rumah. Jadi sebab itulah ada ujar-ujar "Home Sweet Home" Rumahku Istanaku.
Leh uga :D
BalasHapusSetuju sama Sumarni. Rumah itu, walaupun istilahnya cumak sepetak, tapi membawa kebahagiaan. Karena ada banyak cerita dan kenangan di dalamnya.
BalasHapusMasih nabung nih biar punya rumah sendiri. Rumah di Jakarta mahal yak. Wkwkwk *salfok*
Mantaps :D
BalasHapusKeren yak :D
BalasHapusRumah adalah tempatmu kembali, tempatmu berawal, tempatmu berasal, segala usahamu, segala deritamu, akan melarung menjadi satu tatkala kau punya rumah. Makanya itulah ada kata mutiara: "Home Sweet Home" atau Rumahku Istanaku.
BalasHapusDaku setuju sama tulisannya. Daku sendiri selalu berusaha membuat kondisi senyaman myungkin dirumah. Karena buat ku, ketentraman rumah adalah mutlak, supaya jiwa terus tenang, saat terjaga ataupun tertidur.Thanks inspirasi tulisannya
BalasHapusKesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer