“Kamu sering bertanya: Apakah kegembiraan hidup? Sebuah pesta? Sebotol bir? Sepotong musik jazz? Semangkok bakso? Sebait puisi? Sebatang rokok? Seorang istri? Ah ya, apakah kebahagiaan hidup? Selembar ijazah? Sebuah rumah? Sebuah mobil? Walkman? Ganja? Orgasme? Pacar? Kamu selalu bertanya bagaimana menikmati hidup.”
– Seno Gumira Ajidarma.
Berbeda-beda.
Kenikmatan hidup dalam diri tiap
orang pastinya tidak bisa disamaratakan. Kalau aku suka ini, belum tentu kamu
juga suka hal yang sama. Sederhana, dan tentunya perlu banyak toleransi di
dalamnya. Sebab kita tidak sepatutnya memaksa orang lain untuk suka dan masuk
ke dalam dunia “kenikmatan” milik kita.
Lalu, bagaimana caraku untuk menikmati hidup?
Seringkali, aku baru dapat
benar-benar merasakan hidup ketika aku sendiri. Beberapa orang bertanya, “Kok
bisa?” Ya, mungkin aneh kedengarannya. Sebab sejatinya manusia ialah makhluk
sosial yang hidupnya—mungkin—akan lebih asyik jika beramai-ramai. Ketika momen
tersebut terjadi, rasanya kuhanya ingin membalikkan pertanyaan tersebut dengan,
“Apa, sih, yang gak bisa di dunia ini?”
“Orang-orang seni baru hidup
ketika malam hari, bekerja sendiri, dengan hati.”
Sejak usia sekolah dasar, aku
percaya bahwa jalan untuk kesuksesan ada dua: akademik dan kreatif. Tempaan yang
begitu keras yang sejak dini sudah dirasakan membuat aku terlalu banyak
berpikir dan (dengan serakah) ingin menekuni keduanya. Ambisius? Ya,
banyak yang bilang begitu. Namun, selama kuambil jalan yang positif, rasanya
tak mengapa memiliki sebuah ambisi.
Selain karena ambisi, kecintaan
pada dunia crafting sudah kutekuni
sejak taman kanak-kanak. Rasanya menyenangkan sekali menghabiskan akhir pekan
sendirian di satu ruangan yang penuh dengan berbagai macam kertas warna-warni,
pita, gunting, lem, pensil, penggaris, dan sebagainya. Lupa waktu, bahkan lupa
makan, sudah menjadi kebiasaan.
Waktu kecil, kusering menonton
acara yang menyorot perbincangan antara reporter dan pengusaha kreatif di
Indonesia dari berbagai daerah. Di sanalah titik mula di mana aku terperangah
dengan dunia kreatif yang bisa membawa seseorang begitu dikenal sampai keluar
Indonesia. Padahal, banyak dari mereka yang ketika diwawancara mengaku sekolah
pun tidak tamat, ada pula yang baca tulis saja tidak bisa. Well, menekuni apa yang disukai hingga berbuah demikian besar
ternyata bukan hal yang mustahil.
Aku anak Indonesia.
Negara yang selalu
digadang-gadangkan dengan limpahan hasil alamnya. Dengan potensi kekayaan
alamnya yang luar biasa, bisa kita bayangkan seberapa banyak yang dapat tangan-tangan
kita hasilkan, kan? Maka itu, aku mengagumi para pekerja kreatif yang
seringkali memanfaatkan segala yang ada di sekelilingnya sampai bernilai guna
dan bernilai jual yang tinggi. Tangan-tangan anak bangsa ini sungguh
menakjubkan, lho!
Namun sayangnya, dahulu sektor kreatif
kurang mendapat sorotan dari pemerintah. Sehingga, pengrajin-pengrajin ini
secara independen melakukan kerjanya tanpa sokongan secara nyata dari negara. Kalau
melihat melejitnya negara tetangga yang mendunia dengan sektor kreatifnya, ada
rasa iri juga sih ya. Merdekanya duluan kita, masa melejitnya duluan mereka? Ironi
hehehe.
Nah, saat ini Kementrian
Perdagangan terus mendorong diverifikasinya produk-produk yang bernilai tambah
dan berdaya saing dengan membuka Indonesia
Design Development Center (IDDC) sebagai wadah kolaborasi antara pelaku
usaha dengan desainer. Enggartiasto Lukita, selalu Menteri Perdagangan Republik
Indonesia, meyakini bahwa IDDC ini akan mampu melahirkan produk-prouk berbasis
desain yang bernilai tambah dan mampu bersaing secara global.
“Pendirian IDDC merupakan langkah
tepat menciptakan produk-produk unggulan berbasis desain,” kata Enggartiasto
Lukita saat membuka secara resmi IDDC di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan
Ekspor Indonesia pada hari Kamis lalu (29/09) ini.
Sejak 2014, Kemendag telah
menginisiasi pendirian IDDC sebagai pusat pengembangan produk ekspor yang
bernilai tambah dan berdaya saing di pasar global yang didukung oleh beberapa
kementrian/lembaga dan asosiasi desain. Well,
bisa dibayangkan, dong? Sebelum kualitas dunia kreatif Indonesia terendus oleh
pemerintah aja majunya sudah luar biasa, apalagi dengan dukungan penuh seperti
ini, kan?
Apa aja, sih, fasilitas yang ada di IDDC?
- Pustaka Desain
Di sini, para pelaku usaha dapat
membaca berbagai referensi tentang perkembangan desain di dunia. Sebagai pekerja
kreatif, tentunya kita tidak boleh membatasi pengetahuan hanya sampai di titik
tertentu. Nah, di Pustaka Desain ini kita bisa mengeksplor secara lebih luas
lagi kreativitas kita di bidang desain. Memadupadankan apa yang sudah ada
dengan perkembangan desain dunia pasti akan menjadi sesuatu yang sangat
menarik!
- Informasi Desain
- Co-Workspace
Fasilitas ini berupa ruang
pertemuan yang dapat digunakan sebagai tempat berbagai kegiatan, seperti
seminar dan workshop.
Sumber gambar: http://www.kemendag.go.id/ |
- Klinik Desain
Di antara berbagai fasilitas yang
disediakan oleh IDDC, ini merupakan suatu program andalan yang direalisasikan
melalui pendirian IDDC. Melalui program ini, para pelaku usaha kreatif dapat
bertemu dan berkonsultasi tentang bagaimana mendapatkan nilai tambah dan daya
saing produk melalui pengembangan desain. Di dalam Klinik Desain ini juga
ditunjang oleh fasilitas-fasilitas lainnya, seperti: studio foto, laser cutter,
3D printing, dan platter. Fasilitas-fasilitas tersebut sudah melayani sejumlah
pelaku usaha dari berbagai daerah, lho, baik yang hadir secara langsung di IDDC
maupun melalui saluran komunikasi secara online.
Operasi dari IDDC ini sendiri sudah
dimulai sejak awal 2016. Eksistensi dari IDDC ini nantinya diharapkan agar
dapat mendorong bermunculannya desainer local, sehingga diharapkan industri besar
juga dapat bersinergi dengan memberdayakan desainer lokal dalam menciptakan
produk-produk baru. “Industri besar dapat memanfaatkan desainer lokal dalam
penciptaan produk. Dengan demikian, akan banyak desainer lokal yang andal dan
mengangkat citra Indonesia sebagai Negara yang mampu menghasilkan produk dengan
kualitas desain yang baik,” tambah Bapak Kemendag. Sungguh merupakan sebuah
tujuan yang sangat mulia dan harus terus dikembangkan, bukan?
Kutemukan harta karun di sana, bahagya~ |
Belum berhenti sampai di situ,
pembenahan dan penyempurnaan masih terus dilakukan oleh Kemendag. Selain itu,
kegiatan promosi juga menjadi suatu langkah penting yang terus digencarkan
untuk memperkenalkan wadah kolaborasi yang apik ini ke masyarakat luas agar
dapat dimanfaatkan bagi pengembangan sektor di skala dimestik dan lokal.
Nah, sudah semakin banyak
fasilitas untuk menjadikan diri sebagai pribadi yang kreatif, kan? Lalu, masih
mau jadi anak muda yang menopang dagu untuk perubahan? =)
Untuk info lebih lanjut, bisa kunjungi:
Web resmi IDDC di http://iddc.kemendag.go.id/
Atau datang langsung ke IDDC yang berlokasi di dalam Gedung Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI) di Jalan S. Parman No. 112, Slipi, Jakarta Barat
Untuk info lebih lanjut, bisa kunjungi:
Web resmi IDDC di http://iddc.kemendag.go.id/
Atau datang langsung ke IDDC yang berlokasi di dalam Gedung Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI) di Jalan S. Parman No. 112, Slipi, Jakarta Barat
24 komentar
Asyik bangt kalo wadah utk mreka para pecinta industri kreatif bisa trsalurkan dg baik. TFS ya mbak....
BalasHapusIya semoga jadi makin aktif dan kreatif hehehe
HapusWah ga nyangka Kemendag punya wadah yang kaya gini.
BalasHapusSayang banget ga dimanfaatin pelaku industri kreatif.
Semoga kedepannya banyak yang sadar sama wadah yang satu ini
Iya nih semoga cepet meluas ke masyarakat
Hapusselaku kali bukan selalu 😀
BalasHapusPerhatian banget, sik?
Hapusseru juga ni event, biar nambah kreatif and inovatif. Apalagi sekarang di indo udah marak indusri keatif.
BalasHapusCobain bikin usaha kreatif, Lam ahahaha~
HapusSeru nih klinik desain. Tapi kalau konsul gitu kena fee ?
BalasHapusMau tau? Tengok webnya, doong :3
HapusCus liat webnya ah. Kali aja dapet banyak inspirasi. Khukhukhu~ :3
BalasHapusYoks!
HapusSepertinya gue bener-bener perlu cek websitenya dulu. Biar nambah pengetahuan soal Design Developmen Center gini.
BalasHapusBtw, bukunya masih ada, gak, Tiw? Gue mau juga, nih.
Ada di rumahku, Pange. Main sini ke rumahku. Wkwkwk.
Hapuskeren ya IDDC ini...bisa sebagai sarana untuk anak muda indonesia yang kreatif dan ingin maju bersama 😍
BalasHapusHe em keren banget
Hapusbukunya keknya bagus, itu masih ada kah??
BalasHapusEntahlah diperjualbelikan bebas atau enggak, kalau iya sepertinya mahal sekali.
HapusMantap oi :D
BalasHapusYa oi!
Hapusevent yang sangat bermanfaat sekali..
BalasHapusTerima kasih, semoga obat dietmu juga ya
Hapusulasannya panjang lebar mb tapi kalau bs gunakan konsep mikro spesifik jadi bisa menjawab esensi apa yang diceritakan dan yg agak aneh kenapa harus ada tgl dan bulan ya Kamis lalu (29/9) ini kan bukan strainght news ya
BalasHapusSudah ada tagnya, Mas. Ini event report hehehe
HapusKesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer