“Mencegah lebih baik
daripada mengobati.”
Kalimat di atas seringkali kita
dengar, terutama dari mulut para orangtua. Ya, gue sebagai anak yang—lumayan—keras
kepala dalam hal menjaga kesehatan sungguh amat sangat tidak asing dengan
kalimat tersebut. Entah itu dari orangtua, dari teman, dari pacar, atau bahkan
rekan kerja sekalipun. Percayalah, bukan hanya sekadar basa-basi, tapi mereka
yang melontarkan hal tersebut adalah mereka yang benar-benar ingin menyatakan peduli.
Di saat yang benar-benar sibuk
dan padat seperti beberapa waktu lalu ketika menyelesaikan semester enam
perkuliahan kemarin, berkali-kali rasanya drop
itu menyebalkan. Tugas kuliah, pekerjaan, banyak yang terbengkalai. Beberapa dari
orang terdekat bilang, “Stop bikin badan lo kayak robot, Tiw. Lo butuh
istirahat.” Dan—seperti yang sudah gue bilang di paragraf sebelumnya—gue terlalu
keras kepala untuk mengikuti apa yang mereka katakan. So, dengan tulisan ini
sekaligus gue mau meminta maaf atas kebadungan gue ke kalian yang udah mencoba
untuk selalu peduli sama kondisi gue. I love
you all! *lambai-lambai tangan*
Belum lama, ada seorang kakak
yang mati-matian meminta gue untuk pergi ke dokter karena kondisi gue yang
sangat tidak baik saat itu, tapi seperti biasa, dengan berbagai alasan gue
menolak mentah-mentah. Sebetulnya, alasan utama yang gue pakai adalah
ketidaktersediaan waktu. Ehm, bukan. Bukan tidak tersedia sama sekali
sebetulnya, hanya saja sungguh sayang rasanya membuang waktu, tenaga, dan uang
untuk sekadar pergi ke dokter. “Ah, istirahat aja cukup kok,” selalu itu yang
menjadi andalan.
Yap, gue setuju. Tindakan preventif
sebagai pencegahan terjadinya penyakit tentu menjadi sesuatu yang sangat
penting. Karena pada umumnya, kita baru akan bersentuhan dengan hal-hal yang
berhubungan dengan “obat” jika sudah terdapat rasa sakit yang kita rasakan. Padahal,
semestinya melakukan pencegahan sebelum datangnya sakit akan lebih baik. Hal inilah
yang mestinya lebih banyak disebarluaskan ke masyarakat agar kita dapat lebih
peduli dengan nikmat sehat yang Tuhan berikan.
Bisa dibilang, hal tersebut
merupakan salah satu misi dibangunnya Konsula. Apa, sih, itu? Konsula e-Store
berusaha untuk mempermudah masyarakat untuk mendapatkan konsultasi maupun paket
kesehatan dan kecantikan dengan cara yang lebih mudah. Konsula sendiri
merupakan health matketplace yang menghubungkan pasien dengan penyedia produk
dan jasa kesehatan seperti dokter, klinik, rumah sakit, lab, dan lain
sebagainya. Melalui Konsula, masyarakat bisa mendapatkan solusi kesehatan
langsung dari genggaman mereka.
Setelah diluncurkan pada Desember
2015 lalu, aplikasi Konsula hadir dengan fitur e-store yang merupakan fitur
terbaru yang muncul di Konsula setelah chat with a doctor, request a doctor's call, dan
find doctors yang ditujukan untuk memudahkan para pengguna aplikasi dalam
menemukan paket-paket kesehatan dan kecantikan terbaik dengan harga yang murah
jika dibandingkan dengan pembelian secara langsung.
Saat ini, Konsula merupakan
aplikasi dan website kesehatan terlengkap yang ada di Indonesia. Dan karena
yang dibutuhkan untuk mengakses layanan Konsula ini hanya smartphone, maka
sangat diharapkan edukasi kesehatan yang dilakukan melalui aplikasi ini dapat
menjangkau lebih jauh, sampai ke masyarakat pedesaan. Bukan gak mungkin, toh? Smartphone
pada era ini sudah menjadi barang wajib dan terobosan-terobosan seperti inilah
yang sejatinya dibutuhkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Untuk saat ini, layanan
konsultasi di aplikasi Konsula masih gratis nih, Gengs. So, untuk yang mau coba
bisa langsung unduh aplikasi Konsula di smartphone kalian. Banyak paket
keseatan dan kecantikan yang bikin mupeng.
Well, pas banget kan ya saat-saat libur kuliah begini buat melakukan perawatan
kecantikan, biar pas masuk kuliah mantan-mantan pada pangling dan menyesal…..
Eh, gimana?
“Cara menggunakan Konsula e-Store
sangat mudah. Pengguna aplikasi Konsula tinggal melakukan pembelian paket
kesehatan dan kecantikan yang tersedia di Konsula, dan kemudian pengguna akan
mendapatkan voucher. Voucher ini dapat diakses di dalam aplikasi masing-masing
pengguna, dan saat pengguna ingin menggunakan voucher ini, tinggal menunjukkan
kepada mitra Konsula dan mitra yang bersangkutan akan langsung melakukan jasa
yang telah dipilih sebelumnya. Voucher ini sifatnya seperti pembayaran di muka,
dengan harga yang jauh lebih murah,” demikian perkataan co-founder dan CEO
Konsula, Shinta Nurfauzia, dalam sambutannya di acara Celebration of Konsula
e-Store.
Nah, gampang kan? Aku sudah undah
Konsula, kamu kapan? J
0 komentar
Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer