“Menulis adalah salah
satu cara untuk berbicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa—suatu
cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang
bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.” – Seno
Gumia Ajidarma, Ketika Jurnalisme
Dibungkam Sastra Harus Bicara.
Menilik lagi kehidupan Pertiwi
kecil yang masih duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar, dengan rasa irinya yang
berlebih karena terbiasa menjadi nomor satu, melihat temannya dipuji oleh wali
kelas atas kreativitasnya menulis cerpen bukanlah hal yang mudah diterima. Ya,
ego anak-anak. Hingga esok harinya, sebuah cerpen berjudul “Pohon Ajaib” pun
tercipta dari buah pikirannya. Sederhana, memang. Namun di titik itulah,
Pertiwi kecil menemukan dirinya.
Untuk anak seusianya, dia sudah
lebih khatam soal tempaan keadaan. Memang, terkadang hal menyakitkan dapat
lebih cepat mendewasakan kita. Namun, anak-anak tetaplah anak-anak. Dia butuh
berlari, kencang, sangat kencang. Maka itu, dia sangat suka berangan-angan dan menuliskannya.
Berkenalan dengan cara menulis
baru dalam bentuk digital itu ternyata menyenangkan. Bukan hanya komentar baik,
tetapi juga kritik dapat lebih mudah didapatkan. Ah, bahagia itu jelas
sederhana, dapat belajar tentang passion
kita dengan lebih mudah contohnya. Dan tentu saja, perkenalan dengan dunia
digital ini membawa Pertiwi kecil untuk lebih mudah sampai pada impiannya. Penulis.
Editor. Desainer.
---
Selepas makan siang tadi, gue
sempat ngobrol-ngobrol sedikit bersama Uti dan Dije sebelum pulang ke rumah
masing-masing. Biasalah, Dije ini—dalam penglihatan gue sampai sekarang—masih
melulu bingung soal “nanti gue mau jadi apa kuliah di sastra sementara gak suka
sastra”.
“Lo ada kepengin bikin buku
sendiri gak, sih, Tiw?” tanya Dije.
“ Ya, penginlah. Gue kan emang
pengin jadi penulis dari kecil, Je. Sekarang pengin jadi editor juga.”
“Oiya, ya. Elu, Bal?” tanya Dije
kepada Uti.
“Gue mau jadi Blogger aje udeh.”
“Ah, iya. Jadi Blogger juga!”
timpal gue.
“Lagian, Blogger udah banyak dicari
sekarang,” Uti berargumen.
“Iyap, blog tuh dari dulu gak
pernah mati. Coba liat, orang-orang dulu dari main Facebook pindah ke Twitter,
dari Twitter pindah lagi ke Instagram, dan seterusnya. Nah, kalo
blog? Dari dulu sampe sekarang tetep ada,” jelas gue.
“Iya, bener. Blog gak pernah
mati.”
Dije masih terdiam, merengut. Mungkin
bingung.
“Lagian, ya, kalo dipikir-pikir,
blog itu udah mencakup semua yang gue suka: ya nulis, ya ngedit, ya desain,”
tambah gue.
“Bener, tuh, bener. Gue juga, gue
suka vlogging, suka foto, dan gue rasa blog bisa menunjang yang gue suka itu.”
Yak, itulah sedikit kutipan
percakapan kami. Mungkin setelah ini,
tulisan ini akan fokus pada:
- Blog gak akan pernah mati.
- Blogger udah banyak dicari sekarang.
- Profesi Blogger untuk masa depan.
Hai, Bloggers!
Dulu, saat gue masih kerja
sebagai asisten manager marketing di salah satu perusahaan di wilayah Jakarta
Utara, gue sempat berkenalan dengan seseorang yang selalu geleng-geleng kepala
kalo liat gue ngeblog. Ya, gue tau dia gak suka sama aktivitas gue yang satu
ini. Dia tau gue suka nulis, dia tau gimana tulisan gue, dan dia pengin gue
nulis buku. Bukan ngeblog.
Ya, bukan Tiwi kalau digituin aja
lalu berhenti, toh? Ngeblog tetap lanjut, sampai saat di mana mata kalian
menyisir kata demi kata yang terketik di sini. Mungkin, orang itu sempat
berpikir begini, “Lo nulis gituan terus
mau jadi apaan?” Mungkin, itu pertanyaan yang sama juga dengan orang-orang
yang bertanya, “Lo masuk sastra Indonesia
mau jadi apaan?”
And this is it…
Percayalah, Blogger itu sejatinya
juga penulis. Lha ya sama-sama nulis juga, kan, ya? Mediumnya aja yang masih
beda. Nah, sebagai seorang Blogger, kita mesti tau bagaimana memaksimalkan
tulisan yang kita buat di blog. Pernah dengar profesi content writer dan copywriter? Nah, dua profesi tersebut bisa kita mulai dari blog, lho! Banyak yang
bilang dua profesi ini mirip atau bahkan sama, tapi sebetulnya enggak juga. Jauh
malah. Sama-sama nulis, sih, memang. Untuk itu, kita perlu tau benar
perbedaannya.
Baca Juga >> Belajar Menulis dengan EYD
Content Writer VS. Copywriter
Seperti yang sempat gue singgung
di atas, sebagai Blogger, kita sebetulnya sangat dekat dengan dua profesi di
atas. Kalau mau lebih diperdalam, itu jelas akan lebih bagus untuk ke depannya.
Nah, sebelumnya kita harus tau dulu, nih, beda antara keduanya.
Kenapa, sih, ada yang disebut content dan ada yang disebut copy? Di antara kedua itu, kerjaan mana yang
paling enak?
Seorang content writer adalah orang yang bekerja untuk menulis konten. Content writer bekerja untuk menyediakan
konten yang relevan bagi web/brand/klien. Website umumnya menarik pembaca karena kontennya yang menarik atau
menghibur. Itu definisi pekerjaannya.
Setiap website memiliki target pemirsa tertentu dan membutuhkan berbagai
jenis dan tingkat kandungan. Seorang content
writer harus mampu menulis sesuai dengan tuntutan dan topik yang diinginkan
oleh web/brand/klien. Konten harus mudah dibaca, memberikan informasi yang
diperlukan, dan harus mudah untuk diikuti, serta yang paling penting adalah tidak
rumit. Karena berhubungan dengan web,
seorang content writer harus bisa
memberikan keywords yang pas untuk
sebuah artikel agar SEO friendly.
Keyword yang SEO friendly itu bagaimana?
Ada beberapa content writer yang sudah diberikan pedoman harus menuliskan
kata-kata tertentu dalam konten. Namun kalau masih kesulitan dan mau
melakukannya sendiri, kita bisa cek google
trend. Misal tulisan tentang MPASI (makanan pengganti asi) kita cek di google trend. Biasanya, akan muncul kata
apa saja yang digunakan ketika orang mencari terms tersebut. Nanti gimana caranya kata-kata tertentu harus
menyatu dengan konten, alias gak asal pasang.
Berarti kerjaan content
writer itu berdasarkan pemikiran si
penulis, ya? Apa aja poin tulisan yang harus ada ketika content writer bekerja?
Kalau dia self employed mungkin bisa berdasarkan keinginan. Kalau ada klien,
ya, terserah klien. Poin tulisan akan diberikan oleh digital strategist atau content
manager. Apa yang harus disampaikan akan diberikan brief oleh klien.
Oh gitu. Yang mengerjakan revisi,
dia juga?
Iyalah. Siapa lagi? Nulis konten
sendiri mau direvisi sama orang lain? Mendingan hire orang lain kalau begitu.
Jadi sistemnya: dapat brief dari klien, diarahkan content manajer, baru content writer bekerja? Begitu?
Iya. Betul.
Lalu content writer ini biasanya diminta menulis berapa kata?
Adakah ketentuan khusus?
Semua ketentuan akan diberikan saat
brief. Panjang kata, do and don't. Tapi itu juga kalau dia
dikasih, sih. Kalau enggak, ya, explore
sendiri. Jangan manja intinya.
Kalau misalnya blog yang membahas
tentang gaya hidup artis itu termasuk content?
Iya, itu content.
Content writer itu biasanya kerja
berapa jam sehari?
Jam kerja? Tergantung.
Apakah harus nulis maraton
seperti reporter, atau bagaiama?
Tahu lintas.me (sekarang beritagar.id)? Di sana content writer bekerja sehari minimal menulis
sebanyak dua puluh konten artikel dengan panjang tiga ratus kata per artikel.
Minimal dailyview harus seribu.
Sabtu-Minggu libur.
Lalu bagaimana untuk menjadi content
writer, Kak? Apakah ada syarat harus
lulus sarjana jurusan mana, atau bagaimana?
Harus kreatif, berpikir luas,
pergaulan luas. Sarjana? Saya aja belum
lulus.
Kalau gitu, wawasan harus luas
karena dituntut menulis segala bidang, ya? Hm.
Iya. Harus tahu. Istilahnya, sih,
generalis.
Terus bagaimana cara menghindari
plagiarisme ketika kita jadi content writer, Kak? Kadang, kan, kita googling dulu untuk nambah wawasan, takutnya ada kalimat yang mirip lalu dikira
plagiat.
Sejauh ini kami selalu
mencantumkan sumber, sih. Karena kadang menyadur.
Baca Juga >> COPY-PASTE: Pelecehan Etika Perbloggeran
Contoh content writing itu kayak apa, Kak?
As stated before online media, web, blog. Konten informasi di media
online itu content write. Kalau berita faktual dan terbaru biasanya oleh
reporter. CMIIW.
Kalau contoh tagline “Ke Aussie lebih dekat daripada ke Bekasi”,
ini kerjaan content writer juga?
Itu bukan pekerjaan content writer, itu pekerjaan copy writer.
Copywriter itu apa?
Seorang copywriter, walaupun sama-sama menulis, tapi berbeda dengan content writer. Tugas copywriter adalah untuk benar-benar
menulis ads copy untuk tujuan iklan
atau pemasaran produk, bisnis, orang, pendapat, atau ide. Copywriter harus mampu membujuk pembaca untuk membeli apa pun
yang dijual.
Copywriter mungkin terlibat dalam menulis potongan surat langsung,
slogan, jingle lirik, konten
internet, televise, atau skrip komersial radio, siaran pers, katalog, billboard, brosur, kartu pos, surat
penjualan, dan media komunikasi pemasaran lainnya.
Oh, kalau content writer harus informatif, kalau copywriter harus persuasif, ya? Kemudian copywriter itu harus di-brief atau udah ada bahan atau bagaimana?
Sama. Semua based on brief. Gak bisa ajug-ajug
nulis gak ada brief. Yang ada, gak bisa
kepake tulisannya. Dalam era informasi sekarang ini, copywriter mungkin diperlukan untuk menulis isi halaman web, iklan online, e-mail, posting blog, tweet, dan posting situs
jaringan sosial untuk mempromosikan produk atau jasa. Ini adalah di mana dan
mengapa kebingungan antara penulis konten dan copywriter muncul. Perbedaan antara menulis konten dan copywriting terletak pada tujuannya,
untuk menginformasikan lebih kepada content
writing sedangkan mengungkapkan kebesaran tentang merek melalui copywriting.
Oh, aku pikir copy writer itu mereka yang nge-copy tulisan gitu.
Copywriter kalau copy-copy
tulisan mah modar. Copywriting harus original! Setidaknya,
dia unik dan berbeda.
Ada target dailyview-nya juga, gak? Lalu, apakah ada target
harus membujuk berapa pembaca untuk membeli apa yang dijual?
Gak ada target dailyview atau selling.
Jadi, copywriter itu kan mengungkap kelebihan dari produk,
tulisannya gak boleh copas dari internet?
Copywriter is playing with words. Make it fun and interesting. Content writer lebih ke info. Copywriter ke selling.
Berarti lebih berat jadi content
writer ya, Kak?
Gaklah. Beratan jadi copywriter. Emang, sih, gak ada target.
Tapi kalo gak menjual, gak bisa jalan. Kalau TVC (TV Commercial) harus bisa mengomunikasikan motion.
Berarti kalo copy writer TVC itu konsep iklan dia yang bikin, Kak?
Ya gak juga. Iklan itu kebanyakan
pembuatnya adalah copywriter, art director, dan creative director.
Berarti cuma tagline iklannya aja, ya?
Tagline dan voice over
yang bikin copywriter.
(Narasumber: Mahadewi
Shaleh)
Baiklah, mari kita simpulkan:
karena posisi blog di dunia digital tak pernah mati, maka itu sewajarnya kita—sebagai
Blogger—dapat menarik kesempatan emas sebanyak-banyaknya dari ini. Menulislah sebaik
yang kita bisa, belajarlah sebanyak-banyaknya, dan jangan membatasi diri untuk
menerima wawasan apa saja.
Blog bisa menjadi langkah awal
yang sangat baik untuk profesi yang lebih matang di depan nanti. Gue pribadi—sebagai
Blogger—sedikit banyak sudah paham betul bahwa dengan menulis kita bisa
diterima di mana saja. Gue rasa, semua perusahaan butuh yang namanya content writer dan copywriter. Maka, beruntunglah kita sebagai Blogger sudah belajar
lebih dulu mengenai hal-hal ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Blog bisa jadi portofolio yang
pasti dilirik oleh perusahaan-perusahaan yang mencari kedua posisi di atas. Kita
bisa mulai dengan menulis review,
menulis artikel yang menarik, pokoknya menulis! Menulislah sebagus yang kita
bisa. Seriuslah. Suatu saat, kalian akan tau rasanya bagaimana dicari oleh
perusahaan-perusahaan untuk bergabung dengan mereka karena keaktifan kalian
dalam dunia blogging. Dan percayalah,
itu membahagiakan.
Masih belum percaya? Tiwi sudah
buktikan. Ehehehe.
Salam sayang,
Pertiwi
82 komentar
Wah tulisannya sekarang berat, bergizi banget ini :D
BalasHapusTapi lintas.me kayanya udah lumayan lama gak ada, udah jadi beritagar sejak tahun kapan.
Maaf yak, Bang. Itu wawancara udah setahun lalu soalnya. Sayang kalo cuma mejeng di draft, makanya diolah lagi ehehe makasih lho infonya, nanti diedit yak.
HapusIyah. Setiap ditanya mau jadi apa, aku selalu jawap, "pengen jadi blogger". Terlalu lucu bagi pihak2 yang tidak paham. Tapi aku suka profesi blogger. Rasanya menyenangkan, dan tentu tidak mudah. Huppt apalah Uti inih.
BalasHapuswww.magellanictivity.blogspot.com
Uti sudah merambah pada jalur profesyenel sekarang, uhuy~
HapusHahahahah aamiin! Semoga kita sukses bersamaaa hihihi x)
HapusAamiin, mihihihi~~~
HapusBaru tau nih disini bedanya content writer sama copy writer. :D
BalasHapusSemoga bermanfaat, ya, hehehe :*
HapusWait... Kemaren Pangeran manggil Pake Pertiwi aja. Kan kalo owner blog ini angaktannya Benakribo. Keknya Pangeran harus manggil Kak Pertiwi Tapi, kalo baca Aboutnya... seumuran. :D
BalasHapusOke, sekarang bahas materi. Gue juga baru jelas banget setelah baca ini. Cuman, bagian kerjaan masing2nya gue ngerti. Tapi, fokusnya aja yg gak ngerti. Kalo COnten Writer memang harus punya target, biar yang jadi tujuan dari Perusahaan tercapai. Beda sama Copy Writer yang membua tagline simple tapi harus menjual. Rasanya, lebih sulit mikir itu, sih.
Tapi, apapun itu. Buat gue dalam urusan karya semuanya butuh satu kata : KOnsisten Gue percaya kalo Pertiwi salah satu blogger yang udah konsisten sejak lama. Beda banget sama gue yang emang blogger baru yg masih meraba-raba akan ke mana diri ini.
Btw, terimakasih buat wejangan keren ini. Sukses buat dirimu. :)
Yelah, gosah pake "Kak" segala wkwkwk
HapusIya, pada dasarnya baik content writer maupun copywriter ada kesulitan masing-masing, sih. Tinggal gimana kita menyikapi aja.
Semoga bermanfaat, ya.
Ngerasa dungu banget baca ini. Aku kira copywriter itu yang copy tul.... aaaah modar. Huhuhuhu.
BalasHapusMau jadi copywriter atau content writer, mau susah yang mana, kalau udah nikmatin sama yang namanya nulis, pasti bakal ngerasa mudah ya menggeluti profesi itu:D
Muahaha kujuga awalnya berpikir demikian.
HapusBetul, sama-sama ada perkaranya masing-masing, tapi kalo kita nikmati mah yaudah bakal asik aja hehehe syemangaaaattttt!
Halo, Pratiwi :)
BalasHapusKalo boleh sharing, aku malah dipercayakan jadi content writer duluan sebelum ngeblog :D Kok bisa? Karena bos aku ngeliat potensi aku buat nulis, tapi saat itu aku masih ga pede gitu buat sharing tulisan sendiri. Hihi.
Makasih sharingnya loh.. Kalau berkenan boleh mampir ke blogku yaa ;)
Waaaa keren mihihihi. Iya, Mbak, memang gak semua kasus sama. Cuma pengin memotivasi aja kalo Blogger bisa jadi sesuatu kok, biar gak ada yang geleng-geleng kepala lagi kalau ada yang lihat aku ngeblog wkwkwk
HapusSalam kenal, Mbak! Nanti kumampir, ya. :)
Saya baru tahu ternyata ada bedanya haha, karena saya juga ngeblog untuk having fun dan passion jadi ga pernah tahu apa itu copywriter.
BalasHapusSaya kira copywriter itu kaya proofreader yang ngecek-ngecek kesalahan tulisan.
Nice info :)
Beda dong proofreader sm copywriter hehehe semoga blogger semakin makmur dan terdepan, ya. Aamiin. Semoga bermanfaat, ya.
Hapushmmm, mantap. jadi tau tentang content writer sama copy writer. walaupun nggak sepenuhnya nangkep, tapi udah kebayang sih. hahah, gile, kelas 6sd envy sama temen karena dipuji guru jago nulis cerpen? buset.. rasa cemburu yang unik untuk anak kelas 6sd ya.. :)
BalasHapusSemoga bermanfaat, ya! Ya namanya juga anak SD, udah biasa jadi number one. Ya gitu :(
HapusKlo gue masuk kategori yang mane ya....?
BalasHapusLo maunya jadi yang mana, Hab? Gitu aja wkwkwk
Hapuswaahhh... ini kayak diskusi WB jaman kapan yg aku gak sempet ikutan. akhirnya tercerahkan dan dulu emang mikir copywriter sekadar copas haha,, thanks ntiw :)
BalasHapusMihihihi iya, Kak, ini dari WB zaman baheula. Masyama, Kak Cit! :*
HapusPaham.. Gue jadi paham Tiw bedanya Copywriter sama Content Writer. Jadi menurut narasumber beratan menjadi copywriter. Berarti gajinya gedean copywriter dong?
BalasHapusAnak sastra, selain menjadi penulis, blogger, content writer atau copywriter, ada lagi gak?
Wah, soal gaji mah belakangan. Yang penting kerja sesuai passion aja, kalo cocok mah berapa juga hayuk~
HapusAnak sastra dibentuk untuk bisa masuk di bagian mana aja, Kak. Itulah hebatnya sastra. :)
terimakasih sharingnya
BalasHapusKembali kasih, semoga bermanfaat :)
HapusBaru tau kalo content writer sama copywriter itu beda. wkwk. terima kasih udah bagi infonya mbak (y)
BalasHapusSama-sama ya, Kak. :)
HapusWew, 20 artikel sehari ya targetnya content writer? Berat juga, ya bebannya. Asik euy pembahasannya enak dibaca dan detil. Tengkyu Tiw :)
BalasHapusHehehe sama-sama, Kak. :D
HapusHalo tiwi salam kenal. Wah copy writer 20 tulisan per hari / 300 kata. lumayan juga yah .... *lumayan mabok*
BalasHapusaku pernah interview buat jd reporter 11 tulisan aja udh kebayang harus banyak ide banget, apalagi 20 tulisan yah
btw thankyou sharingnya. bermanfaat banget!
mau cerita dikit saat ini aku magang jd content writer, krn megangngnya marketplace jadi kayak agak agak copy writer sih jatuhnya setelah baca tulisan ini.
Keren kayanya kamu aktif banget yah. Doakan ku makin rajin ngeblognya. Well semoga blogger makin sejahtera yah :D
boleh mampir dong ke blog aku hehe : imusyrifah.blogspot.co.id
maaciw:D
Wah, makasih sudah mampir ya, Mbak hehehe
HapusAku juga pernah jadi content writer, tapi di salah satu web finansial gitu, sih. Jadi, masih tetap patuh pada pakem content writer tanpa masuk ke jalur copywriter hehehe.
Ayuk, Mbak, semangat terus ya ngeblognya. Semoga bisa jadi sukses untuk kita semua. Yihaaaa! :D
Terima kasih sharingnya. Jadi lebih paham tentang content writer dan copywriter.
BalasHapusKembali kasih, Mbak. Semoga bermanfaat. :)
HapusTulisannya memotivasi nih Mbak, khususnya untuk blogger, siiiippp... Jadi intinya nggak bakalan rugi dengan ngeblog ya Mbak... Bisa diselipkan di CV melamar kerjaan juga bisa kayaknya ya, yang tentu berhubungan dengan tulis menulis... :)
BalasHapusIya pastinya. Aku selalu taruh link blog di CV hehehe
HapusSama-sama, ya, semoga bermanfaat.
Wah, saya baru ngerti neh tentang content writer dan copy writer
BalasHapusHehehe semoga bermanfaat :)
HapusWuiih, kls 6 SD udh cerpen aja ya.. Aku kls 6 malah bru mulai nulia diary, sama yg paling sering nulis karangan ketika liburan sklah doang :'D hehee.
BalasHapusOhh jd ini bedanya content writer sama copy writer.. Baru tau aku. Emang sih, kliatannya copy writer lebih gampang drpda content writer yg hrs mengejar target. Tp ya, dua2nya emg pnya kesulitan msing2 sih..
Makasih bnyak kak motivasinya! Trnyata jd blogger itu emg gak sia2 yaa. Kita jd bljr bnyak hal dri blog :)
I'm proud to be a blogger! Yeay! :D
Aku nulis buku harian dari TK wkwkwk
HapusIya, semua pekerjaan pada dasarnya emang punya kesulitan masing-masing. Jadi, ya, gimana kita pas jalanin aja.
Syemangaaaattttt!
Tiw ajarin jadi copywriter..ehh konten writer dong #sodorin mata puss in boots
BalasHapusAku nulis tapi tulisanku masi acakadut, kontennya juga masih labil nih, perlu beguru ama mantan asisten menejer salah satu perusahaan di jakarta utara ni
Halah apalah aku ini, Kak hahaha
Hapusasyik nih tulisan.. isinya juga daging.. bermanfaat bgt.. :)
BalasHapusHalo, Kak Indra! Makasih udah mampir, ya. Hehehe. Semoga bermanfaat. :)
Hapusgue mau jadi penulis aja semenjak punya kontrakan yang sepi..... sekarang di belakang sekolahan. mana sepi
BalasHapusgue enggak konsisten dalam bermimpi....
gatau..
terimakasih btw infonya
Lo harus tau tujuan pasti lo, Dick. Seenggaknya, selesaikan skripsi itu dulu.
HapusYo, sama-sama, ya.
Padeeeeet isinya. Gue suka.
BalasHapusHmmm gue baru tau bedanya content writer sama copy writer. Kirain copy writer tukang copy paste tulisan. Bego.
Gue belum pernah di cari cari perusahaan. Syeddih. Wajar sih. Ini baru bulan ketiga gue aktip nge blog.
Makasih udah main ke sini hehehe semoga bermanfaat, ya.
HapusSemangat terus ngeblognya! :D
"Loe masuk sastra Indonesia mau jadi apaan?"
BalasHapusBaca kalimat ini, seketika jadi merasa senasib. Maklum, Mbak, aku mahasiswa Ilmu Sejarah. Pertanyaan kayak gini kan udah lumrah. Hihihi.
Artikel ini bikin aku jadi tambah bersemangat nge-blog. Makasih buat tulisan ini, ya, Mbak Tiwi. Makasih juga udah main-main ke blog aku.
Hehehe iya sama-sama, semoga bermanfaat. Semangat terus, ya! :D
HapusDamn...I like the way you're writing Mbak Tiwi?
BalasHapusYour own voice nya nampak banget (kata jeff goins). Inilah yang disukai google dan usernya.
Jika user menyukai, google pun demikian.
So, untuk kedepannya, saya telah berjanji untuk selalu mengunjungi blog ini.
Happy blogging...
Wah, saya sangat tersanjung. Terima kasih, Kang Sukman! Semoga bisa bermanfaat untuk semuanya. Aamiin.
HapusTerima kasih juga sudah ada berkunjung, saya akan mengunjungi blog Kang Sukman nanti.
Happy blogging! :)
Mbak Tiwi, bagaimana saya bisa berlangganan tulisan Mbak Tiwi via email di blog ini?
HapusForm email subscribe maksudnya...
Wah belum ada, Kang. Nanti kalau buka via desktop saya tambahkan ya, Kang. Terima kasih apresiasinya. :)
HapusWaaaah thankyou infonya wi. Semoga bermanfaat bagi kita semua!
BalasHapusSukses terus yaa :)
Aamiin. Terima kasih, Tiw! :*
HapusDuo Tiwi, kemudian gabung jadi T2, kemudian bikin buku bareng, jadi best-seller kemudian merambah dunia musik, jadi duo, saingan lagi sama duo T2 X)
HapusHalah mbuh hahaha
HapusDari kemarin lagi nyari perbedaan posisi tersebut, dan akhirnya kejewab. Makasih, Tiw!
BalasHapusSama-sama, Kak Oky hehehe
Hapussekarang banyak banget blog yang isi artikelnya hasil copy 100% tanpa diedit, sebaiknya blog dikasih script yang anti kopas biar artikelnya tidak sembarangan dicomot orang.
BalasHapusNyambungnya sama post ini apa ya, Bel? Hehehe
HapusKeren kak. Gue dulu juga pernah diundang jadi content writer di salah satu media online. Dan seperti kata kak Tiwi, kontennya harus informatif. Syukur gue suka sama medianya karena secara garis besar webnya itu membahas tentang jejepangan. Entah itu film, tempat wisata, kuliner, dll. Tapi sekarang udah berhenti karena udah mau UN :')
BalasHapusIya fokuskan studimu dulu ya, Nak. :)
HapusNow this makes things clear... ^^ thanks babe!
BalasHapusYou're welcome, Darl. :)
HapusSuka ketemu ini blog dan baca artikelnya, saya lagi geleng-geleng tentang content writer di beritagar bekas lintas.me, sehari minimal 20 artikel..oh..oh..
BalasHapusWarbiyasak, ya!
HapusWah lumayan rumit juga ya jadi content atau copy writer. Aku baru tahu perbedaan keduanya setelah baca blog Tiwi. As always, tulisanmu enak buat dibaca. Nilai plusnya, EYD nya oke banget XD
BalasHapusMihihihi makasih, Krisna. :3
HapusSangat menambah wawasan.. Tulisan yg bagus..
BalasHapusTerima kasih, ya. :)
HapusHelo Tiwi. Salam kenal aku imma purnama. Tulisan yang menarik. Saya juga bekerja sebagai content writer di papasemar.com
BalasHapusGak nyangka, hobiku dr SD yg seneng nulis tersalurkan di pekerjaan yg sekarang. Well, semua yg dibaca di atas emang bener banget. Tiw, kayaknya seneng yah bisa sharing soal dunia tulis menulis sama kamu. Mampir yah di web-ku, kapan-kapan bolehlah kita ngobrol-ngobrol cantik hihi. Makasih loh :)
Ya ampun aku baru baca dua tahun kemudian komentar ini, senang sekali bacanya. Nanti aku mampir ya :)
HapusWah..blognya bagus. Enak banget bacanya.
BalasHapus"Blog ga akan pernah mati"..setuju banget.
Walaupun banyak yang mengandalkan social media marketing untuk membangun personal branding, Blog tetap menjadi pilihan.
Social Media akan tumbang dan tumbuh silih berganti, tapi Blog akan tinggal tetap.
Betul sekali hehehe
HapusGaya penulisannya keren, theme yang berat menjadi lebih ringan dan enak bacanya.
BalasHapusAduh jadi pengin ganti tema :(
HapusWah bagus banget ya pertiwi tulisannya , terus gaya penulisanya bagus serta mudah untuk di mengerti dan di pahami temanya juga keren dan engga terlalu bertele - tele " simple dan kreatif "
BalasHapusTerima kasih, Kak :)
HapusTulisan mbk Tiwi bagus, ngalir dan enak dibaca.
BalasHapusAsli mbak, baru tahu kalau copy writer sama content writer itu beda. Padahal udah 3 tahun berkecimpung di dunia penulis online..hehe terlaluh..ya
Sedikit bagi cerita, kalau soal dua jenis tulisan ini mungkin bisa dibilang pernah ngalami semua. Karena pernah ngikut jadi salah satu writer di penyedia jasa artikel gitu. Jadi pasti kan ada request beragam jenis artikel yg bisa masuk content, ada juga artikel dengan tujuan iklan (mungkin yg dibilang copy writer itu yaa..)
Tapi sekarang lebih fokus ke content writer beberapa web sih. Jadi kayak lebih nyaman kesana.
Hanya saja nih susahnya konsist sama blog pribadi ya..adakah saran buat saya? Justru iseng-iseng ajakin teman buat ngisi blog saya hehe..
Soalnya saya mulai ngeblog justru pas udah kenal sama kerjaan writer freelancer..hehe jadi susah bangkitkan semangat nulis di blog..
Menarik mbak. Aku suka desain blognya 😆
BalasHapusKesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer