Katanya, menunggu
adalah hal yang sangat tidak disukai oleh banyak orang. Bagaimana tidak? Kegiatan
menunggu—apalagi dilakukan sendirian—jelas akan membuat pelakunya merasa bosan,
lelah, dan hal-hal menyebalkan lain yang akan muncul kemudian. Siapa yang tidak
pernah merasakan bosannya menunggu? Mulai dari hal paling sepele, seperti
menunggu jemputan, sampai pada hal yang lebih dalam, seperti menunggu dia
kembali pada pelukan. Yah. Namanya juga hidup. Bukan melulu tersaji sesuai
dengan apa yang ada dalam bayangan saat melihat gambar di buku menu, melenceng
dari ekspektasi hingga terjun jauh pun bukan hal yang perlu untuk dituntut.
Well, akan menjadi hal
yang menakutkan jika menunggu ditambah dengan kata perempuan. Perempuan yang menunggu, menunggu dalam waktu yang lama. Banyak kaum adam yang seringkali
kewalahan ketika perempuan kesayangan menunggunya terlalu lama. Marah, ngambek, dan hal-hal semacamnya
dianggap sebagai sesuatu yang lumrah dilakukan oleh perempuan kepada lelakinya
ketika dia menunggu terlalu lama. Namun, benarkah?
Lumrah, dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang biasa atau lazim. Yap, memang sudah
menjadi semacam kebiasaan dari keberadaan adegan ambek-ambekan atau
marah-marahan ketika perempuan menunggu terlalu lama. Pandangan orang umum
akan melihat dengan, “Ya iyalah ceweknya marah, lagian datangnya ngaret gitu
cowoknya. Wajar aja.” Bukan hal yang jarang pula orang lain yang melihat adegan
tersebut akan ikut memunculkan sumpah-serapah kepada kaum adam. Mungkin demikianlah mengapa timbul kalimat yang sangat menyebalkan perihal kehidupan berpasangan, yaitu, “Cowok selalu salah, cewek selalu benar. ”
Padahal, tidak
selamanya semua keterlambatan adalah murni kesalahan mereka. Ngenes gak, sih? Kalau
kata kakak kelas gue, “Kalian harus bersyukur ada di jurusan bahasa dan sastra
Indonesia. Kita mempelajari apa yang jurusan lain gak pelajari, yaitu soal
sudut pandang.”
Amarah, seringkali
menguasai situasi. Membelenggu diri dari segala hal yang sebenarnya terjadi. Pada
akhirnya, kita sampai pada jalan tak berujung dari emosi. Dan jika kita berada
di suatu tempat, panas yang terus-menerus berkuasa akan membuat kita ingin
cepat pindah, kan? Berlakulah juga dalam sebuah hubungan. Girls, mau bikin
pacar kamu gerah? Jangan.
Coba kita ubah sudut
pandang dari yang biasa dibilang lazim oleh oang-orang kebanyakan. Kuncinya hanya
dengan membuka diri untuk diam, bertanya, dan menerima. Bukan diam, bertanya,
dan marah.
“Kenapa terlambat?”
“Ada apa di jalan?”
“Kamu baik-baik aja?
Aku sudah lama di sini, khawatir nunggu kamu.”
Lebih enak mana jika
dibandingkan dengan:
“Lama banget, sih!”
“Kamu, tuh, buang waktu
aku buat nunggu tau, gak?”
“Dari mana aja? Selingkuh,
ya?”
Untuk kaum adam yang
perempuannya sedang dilanda emosi berlebih, harap sabar, ya. Yang penting, sih,
tetap jujur aja kalau ada apa-apa yang menghambat pertemuan kalian. And Girls,
tolong lebih percaya bahwa lelaki kalian itu sayang sama kalian, gak akan
biarin kalian nunggu untuk hal yang sia-sia atau gak ada faedahnya. Tanya dulu
ada apa, kenapa, jangan langsung marah. Hubungan yang harmonis gak akan datang
dari luar, kulik lagi kurang dan lebihnya kamu dan pasangan supaya bisa saling
berbenah dan berjalan lebih lancar di depan.
Bolak-balik memandangi
jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya akan menjadi kode keras bahwa kalian sedang menunggu. Please, jangan
terlalu menampakkan hal demikian. Pertama, akan membuat kalian semakin dan
semakin kesal karena merasa pergeseran jarum jam berjalan sangat lambat. Kedua,
bukan pemandangan yang baik untuk orang sekitar. Daripada sibuk-sibuk kesal, sebetulnya kita bisa lho mengubah fokus kita pada hal lain supaya lupa bahwa kita sedang menunggu.
Jadi, kalimat subjektif macam, “Cowok selalu salah, cewek selalu benar,” bisa kita tiadakan keberadaannya. Toh, apa untungnya dengan selalu dianggap benar di atas kesalahan yang kita lakukan? Jangan bangga, jangan. Itu hanya akan membuat kita terlena dengan keburukan, hingga akhirnya semakin jauh dari kata sadar. Mau jadi perempuan idaman yang smart, dong? Kalau gitu, mulailah lebih membuka diri. Di dunia ini bukan hanya kamu sendiri.
Oh iya, ini gak hanya
berlaku untuk yang berpasangan aja, sih. Pokoknya, untuk perempuan-perempuan
yang sedang menunggu: think positive before you act.
Salam,
Pertiwi
18 komentar
Hehe jadi inget kalo sama temen suka marah kalo kita udah nunggu padahal cuman semenit. Tapi aku sendiri suka ngaret kalo janjian sampe satu jam ngaretnya..
BalasHapusT_T
Nah kan, gak baik tuh hehehe
HapusHeheee, tulisan ini jadi tamparan tersendiri buat aku. Aku memang suka kesel kalo nunggu, nunggu temen, nunggu pacar atau siapapun. Aku anaknya nggak sabaran, sih. Hahaa
BalasHapusAaa iya bener Tiw, kita bisa mengubah fokus kita dgn ngelakuin hal lain, biar nggak ngerasa kalau kita sedang menunggu.
Iya dengan ngubah fokus jadi gak terpaku sama nunggu itu aja. Biar gak kesal sendiri hehehe
HapusNice :)
BalasHapusThx
Hapusselain "menunggu" kata "terserah" kadang jadi sumber konflik hehehe
BalasHapusOkey, lain kali bahas kata "terserah", ya hahaha terima kasih idenya.
HapusNunggu emang bosenin, sih. Tapi untung kita hidup dijaman canggih. Sambil nunggu bias main COC, dan football manager.
BalasHapusGak suka game, saya buka-buka sosmed aja udah seneng hehe
HapusUntuk para cewe harus baca ini nih.
BalasHapusCowo bisa terlambat karena ada suatu alasan angan asal nuduh selingkul.
Ayuk bantu share makanya hehehe
Hapusnunggu apa yang paling enak hayo....
BalasHapusNunggu apa,ya? Hem...
HapusYang masih gue gak ngerti,,,cewe itu suka banget bahas-bahas masa lalu...
BalasHapusKapan-kapan kita bahas sama-sama, ya...
HapusMenunggu memang sangat menyebalkan, nunggu semenit seperti satu jam rasanya, tapi dibalik itu ada sisi positifnya yaitu, kesabaran kita sedang diukur seberapa besarnya.
BalasHapusBetul sekali, Bel Sekolah :)
HapusKesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer