Kamu.
Sesungguhnya, bicara tentangmu untuk saat ini adalah
pelanggaran terhadap keakuanku yang kuakui kini. Kamu pernah menjadi kamuku,
menjadi rujukan pasti dalam setiap klitik {-mu} yang kutulis.
Pernah. Karena sudah tidak lagi.
Aku masih dalam tahap mencoba melepaskan kamu dari morfem /K/A/M/U/.
Sedikit demi sedikit memberi jeda makna hingga akhirnya /K/A/M/U/ bukan lagi
kamu yang pernah kucita-citakan menjadi sepasang bola mata pertama yang kutatap
saat pejamku terbuka.
Kamu dan aku.
Ialah keanehan paling sempurna yang terpinggirkan dari
kehidupan. Bukankah kita pernah saling percaya bahwa kewarasan sudah terlalu mainstream, kan? Sebab itu, kata waras
kita tanggalkan. Kita—kamu dan aku—menjadi orang yang aneh, orang yang gila,
tetapi selalu tampak bahagia.
Bahagia, katanya.
Banyak orang yang belum percaya bahwa kita telah menghapus
kita dari kehidupan kita. Rupanya, kita terlalu sempurna untuk membuat mereka
lupa bahwa sempurna ialah ketiadaan yang begitu pasti bagi manusia.
Aku punya satu tugas.
Untuk menyulap kamu menjadi sebuah tulisan.
Dari sedikit yang telah kuurai, kudefinisikan kamu sebagai
cita-cita teraneh yang kusesalkan. Kamu adalah keindahan sementara yang begitu salah.
Boleh kuulang? S-A-L-A-H. Dan masih banyak sesal yang minta kaujamah untuk
jelaskan semua. Bagaimana?
Lupa.
Kusedang mendamba lupa. Lupa yang sudah mulai tiba. Yang sedang
kusemogakan cepat mendapat tahta. Ya, agar semua tentang kita benar-benar
sirna. Bisa tolong aamiin-kan
bersama? Aku ingin kembali menyukai
tanpa tapi dan karena. Aku ingin menyayangi dengan meskipun di dalamnya.
Karena…
Aku sudah punya calon rujukan lain untuk klitik {-mu}
milikku.
Aku sudah punya kamuku.
Yang bukan kamu.
Tabik!
Pertiwi
17 komentar
Bisa tolong aminkan bersama
BalasHapus*Amin ya Allah...*
Gila anak sastra postinganya bikin pening
Aamiin. Makasih :)
HapusJangan terlalu dibawa serius hahaha
setuju..
Hapusatau mungkin nalar gue yang gag sampai.. Mengingat nilai bahasa gue yang pemberani
Sini belajar bareng~~~
Hapusbagus tulisannya, keren banget gaya bahasanya... kalo ada waktu bole kita menumpang mandi trus belajar nulis sebagus mbak pert
BalasHapusAyuk belajar bareng, Kak :)
Hapuskeren mba tulisannya (y)
BalasHapusMakasih yaa :*
HapusMakasih, ya :)
Hapusbahasanya mantap mbak.tanpa diminta aku tetap Amini kok mbak :)
BalasHapusDuh, makasih ya. Aamiin juga buat semua doamu :)
Hapus:)
BalasHapusGilak anak sastra kalau mosting bahasa tingkat dewa zeus :v
BalasHapusPusing....
Gak gitu juga woy! Hahahaha
HapusKamu, ya kamu, kamu yang bukan kamu, karena kamu yang sering kusingkat kita-aku dan kamu- tidak lagi ada, sekarang aku sudah bersama kamu yang lain :)
BalasHapusAamiin :D
Aamiin :)
HapusCeritanya move on.. Ihiiiiir~ :P
BalasHapusKesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer