gabak bertahta akan senja yang kucinta
aku mulai menelungkupkan wajah, mencari celah-celah aksara
lamunku sampai pada imaji rindu yang lama tak singgah
ialah kamu yang hampiriku setelahnya
hangat, rengkuh yang terasa begitu nyata
sesederhana itu jatuh cinta, kusemat namamu dalam "kamu" yang kupunya
entah, bertahan lama atau tidak
tapi inginku tak jemu bersemoga
ibarat gunung yang ingin memuntahkan lavanya, terlalu banyak kata yang membuncah di kepala
oleh sebabnya, Tuan, aku menulis baris-baris yang belum layak disebut indah
untukmu, kusodorkan 99 puisi
terukir pada renjana hati tentang siapa sesungguhnya pemilik keagungan ini
obsesi lama yang melingkari sudah menjauh pergi
maka dengan ini...
orang-orang berhak mengetahui
: kamulah 100 yang genapkan 99 puisiku
4 komentar
Mayan juga nih. Sa aje emang kalo lagi jatuh cinta. Okey, moga langgeng ya, Coy!
BalasHapusNanti gue bikin puisi buat dia jugalah.
Doain gue juga. Halah.
Aha aha ha ha ha :')
HapusAamiin
100, untuk genapkan 99. Kadang, yang menggenapkan bisa saja tidak terlihat, orang bisa mengatakan itu 99 padahal 100, tapi bisa juga itu 100 tapi terlihat seperti 99. Ah, sudahlah, yang penting bukan 98
BalasHapusSedih gue lihat blog lu. Sepi, kayak hati lu. Waakakak. XD
BalasHapusKesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer