Sebelum membaca, saya akan
mempersiapkan Anda sekalian memasuki sebuah dunia yang tak asing pastinya. Ini adalah
sebuah dunia yang kita sebut dengan Maya. Pemimpinnya bernama Satya. Seorang
pemimpin yang terlalu arifnya hingga rakyatnya menderita. Dan inilah kisahnya…
***
Hai, Tuanku!
Karena kecintaanku kepada Tuan, Hamba
mengirimkan surat cinta ini untuk Tuanku.
Tuanku, Hamba punya beberapa
pertanyaan. Jikalau Tuan bersedia menjawab pertanyaan Hamba, Hamba akan sangat
senang rasanya.
Tuan, mengapa Tuan bersedia
begitu baik hatinya hingga rela mengabaikan rakyat Tuan? Tuan, rakyat Tuan yang
begitu setia sesungguhnya sedang merindukan kenyamanan, mengapa pula Tuan
begitu peka hingga tak dapat juga melihatnya? Tuan, begitu ramahnya Tuan hingga
meninggalkan kami dalam kebingungan.
Sembah untuk Tuanku, untuk segala
kemurahannya yang mengantarkan kami pada kesepian dan kehilangan. Terima kasih,
Tuan. Kami bahagia, sangat bahagia. Iya, hingga kini terpecah belah.
Mengapakah Tuan begitu baiknya? Sehingga
Tuan hanya mengurusi satu teritori saja. Lihat, Tuanku, teritori lain menunggu
perhatianmu. Mereka menunggu, dan baiknya kamu selalu menyambut penantian kami
dengan abaimu.
Tuanku, begitu tersohor namamu
hingga banyak sekali hujat dari rakyat yang mencintaimu. Termasuk aku. Sebegitu
sibuknya Tuanku untuk mengurus namanya yang semakin dan semakin melambung. Mengatasnamakan
kami dan kerajaan ini, sementara Tuanku lupa pada kami. Ah, sungguh makmur
negeri ini.
Tuanku, lewat surat ini kuingin
sampaikan pesan pula dari beberapa hamba sepertiku. Tuanku yang arif
pekertinya, taukah bahwa banyak sekali rakyat yang kecewa?
Tuanku, begitu konsistennya dirimu hingga kami harus pula berpindah kerajaan lagi dan lagi. Tiga kali, Tuan. Kami lelah mengikuti titahmu yang entah. Tuanku pengingat yang baik, hingga melupakan kenang yang kami rajut dari awal dan membiarkannya hilang hanya karena alasan yang memuakkan.
Tuan, begitu bijaknya Tuan hingga
mengulangi hal yang sama. Dahulu, pernah juga terjadi, Hamba pula saksinya. Tuanku, mengapa harus sebegitu pintarnya untuk kembali menumbuhkan benih-benih kecewa?
Kolonimu menghujatku, Tuan. Iya, kolonimu yang begitu patuh pada panduanmu. Sedang aku hanyalah hamba jelata yang menuntut kebahagiaan bersama. Salah? Maaf, Tuan. Namun, satu tetap satu dan aku ada untuk menjaga semua itu tetap utuh.
Lihat, Tuan! Rakyatmu semakin makmur! Keluh di setiap penjuru! Dan abaimu masih tetap nomor satu!
***
.... Dan inilah akhir dari kisah kerajaan kami. Runtuh. Rakyatnya kabur. Rajanya tak mau tau. Enyah semua, berbakti pada entah yang tak tau kapan sirna.
Salam,
Hamba Jelata
22 komentar
Jika tuanmu mengabaikan mu.. tenanglah..
BalasHapuskamu masih punya rakyat disekitar kerajaan bobrok itu.
Sungguh tuammu tidak akan berdaya melawan rakyatnya.
Mari bangun kerajaan baru bersama rakyat jelata lainnya.
tidakkah kau tau disebrang sana juga ada kerajaan yang ditinggal pergi oleh tuan mereka. Tapi mereka rakyat ranger mungkin bisa dikatakan berhasil.
*tssah.. gue ngomen apa sih..
#SokTahu
#SokIkutCampur
Wih! Ada power ranger! *salah fokus*
HapusSiapa?
HapusAku ranger hitam
HapusJB lagi bermasalah, Wiiii? ._. *tudepoin*
BalasHapusDari dulu juga bermasalah, Kak hahaha
HapusOh, I see. Hahah.. :D
Hapusapa tuanku yang dimaksud bersifat lalim?
BalasHapusBisa disimpulkan sendiri kok, Kak :))
HapusSurat terbuka buat Raja JB...
BalasHapusSejak ganti platfoam gw jg jarang main Tiw kek kuburan gitu. Sepii
Kuburan deket rumah gue banyak yang pacaran kalo sore-sore. Malem juga kadang ada. Kuburan rame, Zis!
HapusKayaknya lebih sepi. *eh
Ah gue ketawa aja ah HAHAHA
HapusTuan~ Tuan~ Sadarlaaah Tuaaan~ *ngeluarin jurus kame-kameha*
BalasHapus*keluarin tongkat sihir*
Hapuswah surat sindiran untuk raja JB ya, mudahan tuanku mendengarnya, dan membuat kerajaan berjaya kembali dan rakyatmu kembali makmur.
BalasHapusSemoga dia bisa melek dulu biar bisa baca :))
HapusTuan oh Tuan. Tuanku Imam Bonjol di duit gocengan. *liat isi dompet*
BalasHapusNgggg... nggak semua komunitas itu berjalan baik, Wi. Beginilah rasanya. Dan menjadi tuan itu nggak semudah yang dikira. ( mencoba melihat dari sudut pandang yang lain )
Tapi gue punya pesen tambahan : Apalah arti SEO jika kenyamanan itu nggak ada lagi seperti dulu? Gue lebih suka orangnya dikit tapi bisa seru-seruan daripada rame tapi malah bisu. Seperti kata seseorang, "Satu sahabat lebih baik daripada seribu teman yang palsu", gitu kan, ya? Itu saja. :))
I know, gue aktif di banyak komunitas kok. Cuma yang ini lain aja, gak mau nerima masukan. Lebih suka mengabaikan ahahaha
HapusCoba lo bilang gitu gih ke dia, bakal ditanggepin apa enggak.
Wih.. surat terbuka buat JB.
BalasHapusJujur, sejak ganti platform, aku belum registrasi lagi (apa udah tapi lupa, ya?)
Sepi gitu sekarang..
Gue juga gak regis lagi :))
HapusSekarang JB-nya nggak bisa dikunjungi juga. Semenjak thread tempat aku dan delsi nyepam diapus, aku mulai jarang sih. *ampun* xD
BalasHapusKemaren ikutan registrasi ulang di rumah yang baru, tapi karena nggak ada yang dikenal dan diajak ngomong sok akrab lagi, jadinya nggak main-main lagi. Tapi semoga entar semuanya baikan lagi yah. Ngerasa kehilangan aja kalo mencar-mencar. Karena aku mulai aktif ngeblog setelah gabung ama JB. :(
Ya sama. Apalagi gue, pertama banget akrab aja sama Kevin. Gak ada lago orang-orang yang dulu, mah. Sedih atuhlah. Tapi mau gimana? Selama kebijakannya masih terus gitu dan semua masih cuma maunya nurut aja ya gak akan berubah.
HapusKesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer