Tuan, ingatkah saat pipi kiriku bercumbu dengan bahu kananmu?
Kemudian hangat menjalar ketika lengkung tanganku melingkari tubuhmu
Tanganmu yang selalu menjaga agar aku tetap pada posisi terbaik saat itu
Tak lagi terpikir olehku tentang bagaimana kesalahan yang begitu tepat merasukiku
Yang ada kini hanyalah aku, kamu dan kegilaan yang perlahan mengukir harap akan waktu
Tuan, inilah saatnya kembali mengepakkan sayap pada langit yang berbeda
Seperti yang kau minta, tempat ternyamanmu akan selalu ada untuk kujaga
Tetap mengulum senyum sampai kau kembali tiba
Iya, untuk kembali menggenggam tanganku seutuhnya
Tuan, kita telah menghirup udara pada tempat yang berbeda
Namun kau tanpa lelahnya selalu berusaha membuatku tertawa
Lepas seperti biasa
Mengeluarkan aku dari sebuah sangkar emas yang ada
Tuan, seperti yang kau katakan;
Tentang mata teduhku, senyum manisku, tawa lepasku dan rengek manjaku
Mereka akan selalu mengiringi kita hingga jemari ini bertautan kelak
Mereka adalah nada yang akan menyambut partikel-partikel kerinduan nantinya
Mereka adalah jejak di mana perjalanan kita akan beranjak dewasa
Hei, Tuan!
Aku rindu mendaratkan kecup pada punggung tanganmu yang hangat
Salam,
Senja
17 komentar
aduh aduh, gak kuat bacanya, *bayangin seseorang*
BalasHapus*usap air mata*
Kamu kenapa, Dek? Hahahaha
Hapussemoga si tuan menantikan rindu yang sama diwaktu dan tempat yang tepat nanti :) *ehem
BalasHapusAamiin :)
Hapusini nih yang ngakunya ga bisa bikin puisi?
BalasHapusAmpun, Om :p
HapusAduuuhhh bagus bangeettt :O
BalasHapusAduuh, makasih ya hehehe
HapusTiwi duh bagus banget sik ini
BalasHapusMakasih, Kak Ica :)
HapusHai, Nona !
BalasHapusAku pun rindu merelakan pundakku menjadi tempat segala resah dari matamu.
Hehehe... btw bagus nih puisinya... :)
Makasih :)
Hapuswah bagus banget puisinya :3
BalasHapusmampr yaa kak :D
http://satriasatria.wordpress.com/2014/03/17/karena-rindu/
teRRRimakasih sudah menyempatkan diRRRi mampiRRR ya, Kak! :p
Hapusprikitiewww
HapusBang Kutuuu :3
HapusDan sekarang ga perlu jadi anonymous buat ninggalin jejak kan?
BalasHapusdan masih tetap mengikuti blogmu, serta mengagumi karya2mu.
Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer