Aku sedang duduk sendiri, terdiam di tengah duniaku sendiri. Dunia imajinasi yang selalu memanjakan aku. Aku dan duniaku. Temaniku merintih dalam harap penuh makna. Akankah?
Untaian kata terlontar begitu saja. Jemari menari dengan indahnya. Aku dan harapku yang tak lekang oleh waktu. Merintih dan tertatih menanti perhatiannya teralih. Aku...
***
Dunia penuh warna
Indah dan menawan
Satu warna di saat pertama kita jumpa
Putih...
Gelak tawa dan canda selalu mewarnai hari
Bahagia bukan buatan
Suatu celah harap terbuka
Oasis menyejukkan di tengah gersangnya padang pasir
Aku menyukainya...
Kian hari harapku kian melambung
Aku inginkan lebih
Putih menjadi abu-abu
Harapan terbuka namun jawaban entah apa
Kebimbangan mulai menguasai langkahku
Langkah kelam berwarna abu-abu
Si tampan itu butakan aku
Menunggu dan tetap menunggu...
Abu-abu menjadi hitam
Malamku semakin gelap
Aku menangis dalam dekap beribu harap
Celah itu tertutup
Oasisku hanya fatamorgana semata
Tangisku terisak dalam kesendirian
Dirinya bukan dirinya
Mencoba membentuk diri yang lain dalam wujud dirinya
Mengapa?
Mungkin agar aku membencinya
Aku hampir menyerah
Tak mampu untuk terus maju dan tak kuasa untuk melangkah mundur
Aku diam di tempat
Entah untuk apa namun aku tetap menunggu tanpa kata
Si tampan kembali membuka harap
Hitamnya perlahan memudar
Mejikuhibiniu...
Pelangiku muncul mewarnai hari
Merah saat dia meluapkan amarah
Jingga, kuning saat-saat bahagia yang kami lewati bersama
Hijau, biru kelembutan dan keramahan yang senantiasa terlontar satu sama lain
Nila, saat di mana kebodohan menguasai dan mengecewakan
Ungu, kasih sayang yang tulus tumpah ruah membanjiri ruang hati
Hariku kini penuh warna
Si tampan bukan lagi abu-abu
Kini dia adalah pelangiku
Penuh warna-warni yang indah
Pelangi itu MILIKKU :)
***
Tiada yang salah dari berharap. Aku tetaplah aku, aku yang tetap setia bersama mimpiku. Pun kepada mimpiku untuk merangkai bait kata yang merangkum kita. Tak ada dalam nyata? Duniaku membuatnya ada. Inilah aku dan duniaku. Dunia kecil yang selalu dapat memenuhi inginku.
Hey, kamu! Walaupun kamu semu dalam nyataku, tapi kamu begitu nyata dalam semuku. Bisakah aku mengatakan bahwa aku menyayangimu?
6 komentar
Gaya bahasa yang paling bisa bikin gue terdiam ya kayak gini nih :|
BalasHapusSemoga lo ga jaÐi patung setelah baca ini ya, Ziz hahaha
Hapusah.. melayang-layang gue bacanya, tp btw cewek boleh loh ngungkapin duluan :D
BalasHapusGue? Udah kok. Gue kan jujur. Suka bilang suka, engga ya bilang engga hahaha
BalasHapusBtw, kenapa elo yang melayang-layang ya? :p
puisi yang bagus.
BalasHapusBased from true story ya?
Hm... I think so~
HapusKesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer