Ketika aku harus bersembunyi di balik pijar cahaya mentari di siang hari, di sana aku menemukan kamu dengan candamu. Dimana kamu yang tak sempurna entah mengapa selalu saja dapat menyunggingkan senyuman. Aku tak takut lagi untuk berdiri tegap menantang sang surya karena kamu, dengan kamu sadari ataupun tidak, telah menopangku untuk bertahan tanpa ketakutan. Kamu bukan indah, namun pribadimu sungguh mengagumkan. Mengenalmu adalah anugrah. Dan berada di sampingmu adalah...
Entah bagaimana aku dapat kehabisan kata, untukmu dan segala rasa tentang kamu. Aku hanya sang pengagum diam-diam yang masih enggan untuk mengenalmu lebih dalam. Bukan karena tak ingin, namun aku masih bersanding dengan sebuah luka. Luka yang masih kucoba sembuhkan dengan caraku mengagumimu.
Ini ambigu, sungguh ambigu. Untuk kamu ketahui, rasaku ini kusebut sebagai sebuah kekaguman yang semoga berakhir dengan seulas senyuman.
Entah bagaimana aku dapat kehabisan kata, untukmu dan segala rasa tentang kamu. Aku hanya sang pengagum diam-diam yang masih enggan untuk mengenalmu lebih dalam. Bukan karena tak ingin, namun aku masih bersanding dengan sebuah luka. Luka yang masih kucoba sembuhkan dengan caraku mengagumimu.
Ini ambigu, sungguh ambigu. Untuk kamu ketahui, rasaku ini kusebut sebagai sebuah kekaguman yang semoga berakhir dengan seulas senyuman.
2 komentar
sepertinya tokoh mu itu seorang lelaki? :)
BalasHapusiya :)
BalasHapusterima kasih telah berkunjung!
Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer