Assalamualaikum :)
Hari ini kelas pertama angkatan kedua, ya? Saya mengucapkan selamat bergabung untuk murid-murid baru :)
Sebelumnya, saya admin pengganti untuk sementara menggantikan tugas admin NB yang sedang sibuk sampai sekitar satu bulan ini. Semoga tidak ada yang keberatan, dan berhubung saya juga masih belajar jadi alangkah baiknya kalau kita belajar bersama, gak ada senioritas dan serius tapi santai saja.
Oke, kenalkan saya admin SW, jenis kelamin dirahasiakan, status dirahasiakan dan tanggal lahir juga dirahasiakan (percayalah, saya sudah tidak muda XD) Singkat saja, langsung ke materi. Anggap saja untuk pemanasan, materi terhitung ringan dan bahasanya juga santai. Siap?
Modal dasar + ekstra buat jadi penulis: Bakat & Motivasi.
Mungkin ada beberapa orang yang malah terganggu dengan persoalan Bakat. Apa benar 2 hal itu perlu sekali kita punyai? Apa benar bahwa Bakat adalah suatu keharusan? Semua orang bisa jadi penulis, memang benar sih, tapi saya tetap menstandarkan 2 hal. Bakat dan Motivasi. Kenapa? karena kalau saya ngomong bahwa semua orang di dunia ini bisa jadi penulis sama saja seperti saya ngajarin nulis huruf A, B, C pada mereka yang sudah pantas jadi mahasiswa tapi baru duduk di bangku SD. Mungkin orang lain ada yang bisa ngajarin dari awal, dari orang yang gak punya bakat sama sekali. Tapi saya gak bisa gitu tuh. Saya harus jujur bahwa yang gak punya bakat tapi mau belajar dari saya (dari SAYA-capslock aktif biar jelas) sebaiknya berhenti dari sekarang. Daripada belakangan gak bisa, setres sendiri dan ujung-ujungnya gak pernah masuk kelas. Mungkin kalian bertanya: pernyataannya kok keras banget sih? Yap, ini mungkin pernyataan paling frontal. Seumur-umur saya gak pernah menemukan buku tentang cara menulis yang jujur ngasih tahu pembacanya bahwa mereka musti punya B-A-K-A-T yang cukup buat jadi penulis yang bagus (mungkin bakal ditolak penerbit karena berhubungan dengan pangsa pasar). Tapi, kalau mau maksain diri--gak punya bakat tapi tetap mau belajar nulis, saya kira bisa sih. Tapi tetap saja hasilnya kurang maksimal.
"Jadi bakat itu mutlak perlu?"
Sangat perlu. Buat yang punya bakat menulis, sekecil apapun itu, mereka perlu ngembangin potensi raksasa dalam diri mereka itu. Kalau gak dikembangin sayang banget, tuh. Potensi itu bisa ngilang gitu aja.
"Pernyataan itu bisa ngecilin hati orang yang punya motivasi gede tapi gak punya bakat."
Emang iya.
"Gimana dengan mereka yang gak punya gen sastrawan, gak ada kemampuan nyastra, itu lho yang nulis kalimatnya puitis dan berbunga-bunga. Apa itu juga keharusan? Apa itu juga bakat?"
Itu gak keharusan. Dan itu bukan bakat karena bisa dipelajari, bukan talenta yang ditanam Tuhan sejak kita dibentuk di rahim. Be yourself! Jadilah diri sendiri. Tulislah yang kita tahu. Kalo sreg-nya dengan bahasa yang nyastra, ngepop, gaul, lakuin aja. Yang penting rangkaian kalimatnya klop, alur cerita terjaga dan pangsa konsumennya jelas.
"Berarti bakat itu penting banget, ya?"
Bakat itu penting tapi bukan satu-satunya. Selain itu ada motivasi sebagai modal kedua. Nah, motivasi ini yang kita komporin melalui sesi-sesi latihan menulis sampai kalian bisa. Jujur saat ini saya pribadi masih harus terus 'digenjot' di modal kedua ini. Alasannya sederhana, saya masih harus banyak belajar.
"Kenapa motivasi sama pentingnya dengan bakat? yakin hanya butuh 2 modal itu untuk kita jadi penulis?"
Yakin banget. Kenapa saya 'lancang' ngomong gitu karena saya memang yakin. Karena dengan mengompori atau membakar motivasi seseorang, kendala-kendala yang dihadapi bakal teratasi. Baik kendala teknis maupun kendala fisik. Motivasi yang membuat kita mampu mengatasi kendala fisik, kita jadi teachable, mau diajar siapa saja tentang segala macam teknis nulis. Kita juga jadi tahu bagaimana caranya menemukan ide, tema, menentukan karakter unik. Motivasi yang besar juga membuat kita mau belajar lebih jauh. Motivasi yang kuat membuat kita mampu mengatasi kendala teknis. Masalah kekurangan pengalaman, gak punya PC, gak punya printer, gak ada jaringan internet, sampai terlalu sibuk. Semua bisa teratasi kalau punya motivasi bagus.
Tujuan Menulis
Tujuan ini sifatnya pribadi. Saya tidak peduli tujuan kalian untuk nyari duit, buat iseng, buat nyalurin hobi, buat nyari popularitas, atau apalah itu, kalian sebagai calon penulis yang menentukan. Tidak masalah kok mau tujuannya apa juga. Yang jelas tujuan itu untuk apa, sih? Agar semangat kan? agar motivasi tetep berkobar, kan? Semisal kalian ini fans berat Smash. Apa salahnya kalian menulis teenlit tentang Smash karena berharap mereka mampu 'melirik' kalian setelah karya kalian terbit? Tidak masalah bila wajah personil Smash menjadi cambuk untuk kalian ngelarin tulisan kalian. Saya yakin mereka gak keberatan.
Kalau kalian mau nyari duit dengan cara menulis, saya setuju banget. Menulis bisa jadi alternatif penghasilan utama atau buat nambah-nambah. Kalau kalian punya minat itu bagus banget, mudah-mudahan semangat kalian bukan cuma diawalnya doang. Bikin novel mungkin lebih susah daripada bikin cerpen, tapi pangsa pasarnya lebih gede. Emang berapa sih cerpen yang dimuat dalam 1 bulan di majalah-majalah? bandingin coba dengan keluaran ratusan penerbit di negeri ini dalam sebulannya. lagian duitnya lebih mantep dapetnya, kalo bikin cerpen mana dapet royalti?
(oleh Matino Andries - edited)
Ini saya pernah bertanya terhadap salah satu penerbit tentang pembagian royalti:
"Penerbitan buku tentu beda dengan honor menulis seperti cerpen. Kalau buku pembayarannya dihitung berdasar royalti 10% dari harga jual buku dikali jumlah buku yang laku di pasar. Dan ini dibayar tiap 6 bulan sekali. Pengarang yang bukunya laku bisa mendapat banyak sekali uang. Misalnya harga buku Rp 30.000,-. Buku yang laku 5000 eks. Maka royalti yang didapat 10% x 30.000 x 5000 eks alias sekitar 15 juta (dipotong pajak). Kalau bukunya gak laku ya uang yang didapat juga sedikit."
So? Apa kalian sudah termotivasi dan memutuskan untuk menulis?
Sekian dulu. Bila ada yang ingin ditanyakan langsung komen
Maaf bagi yang tidak kebagian tag, admin bingung nama Fb-nya soalnya di dalam daftar yang ditulis nama asli. Hehe
Salam,
admin SW
(sumber: http://www.facebook.com/notes/sekolah-dasar-menulis-cerita/warming-up-1-modal-dasar-menjadi-penulis/198355366940384)
0 komentar
Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer