Banyak orang mengawali bulan
April dengan kebohongan massal, menganggap dusta sebagai sebuah lucu-lucuan
umum yang mendunia. “April mop!” katanya. Kaum minoritas masih saja abai, masih
menganggap bahwa perihal demikian merupakan suatu kebodohan yang terus
diwariskan.
“Ah, jangan terlalu serius.”
Sekali lagi, masa lalu tidak akan
berdusta kepada masa depan. Apa faedah dari kebohongan macam itu? Paragraf ini
terbuka untuk segala ketidaksetujuan. Jika memang terjadi, baiknya kita sepakat
untuk tidak sepakat.
Next, April bagiku adalah sebuah perjalanan. Banyak sekali tempat
baru yang kupijak pertama pada tiap bulan April di setiap tahunnya. Dan April
kali ini menyuguhkan sebuah kenangan yang tidak akan mudah—atau tidak akan
pernah—untuk aku lupakan. Bagaimana tidak? Sembilan hari bersama pena-pena yang
seringkali dikucilkan, dilupakan, dianggap sebagai adendum tanpa makna. Kami
mengaitkan satu demi satu pena itu untuk membentuk koloni yang lebih kokoh dan
berusaha melantangkan suara kami melawan debur ombak pantai Jimbaran malam
hari. Walaupun pada akhirnya hanya berakhir pada dua halaman yang tertempel di mading.
Awalnya, perjalanan dimulai
dengan banyak keluhan. Tapi kami mampu mengolah keluh dan peluh untuk
membiarkannya bertransformasi menjadi sekumpulan bahagia yang takkan terlupa.
Kuliah Kerja Lapangan.
Yap, aku baru saja melewati fase
itu dalam sebuah kerangkeng akademik yang begitu pelik. Jelas. Lebih pelik lagi
karena aku harus tetap bekerja di tengah perjalanan melelahkan itu. Harus tetap
pula meng-update blog ini agar
performanya tetap terjaga. Sebelum berangkat menuju sembilan hari KKL, aku
sempat kebingungan. Bukan. Bukan bingung baju mana yang harus kubawa. Tetapi…
Laptop.
Kenapa dengan laptop? Aku bekerja
dengan alat itu. Sembilan hari tanpa laptop berarti meninggalkan 4-7 artikel
yang akan terbengkalai. Apa harus kubawa pergi? Aku termasuk dalam golongan
perempuan yang malas membawa barang banyak dan merepotkan diri sendiri jika
bepergian, maka hal seperti ini jelas saja harus kuperhitungkan dengan begitu
matang. Sekitar sebulan sebelum berangkat bahkan, aku sempat mengobrol dengan
teman sekelas yang juga seorang blogger.
Baca juga: Anti Kudet dengan Advan S50 4G Unlimited
Baca juga: Anti Kudet dengan Advan S50 4G Unlimited
“Mesti schedule post kayaknya, nih, buat KKL nanti.”
“Iya, nih, gimana ya? Gue juga
bingung tau.”
Dari situ, jadi ada pertanyaan
baru yang singgah di kepalaku, “Gimana yang travel blogger, ya?”
Aku yang membawa laptop ketika
KKL pada akhirnya tetap tidak bisa mengerjakan apa pun dengan laptop itu. Iya,
terlalu banyak di bis soalnya. Dan itu benar-benar melelahkan. Lihat handphone pun rasanya malas karena
pusing. Sangat pusing hingga di awal perjalanan kondisi tubuhku sempat drop. Untungnya bisa cepat kembali
pulih.
Pasti para travel blogger itu
punya banyak sekali strategi untuk mengatasi kendala-kendala perjalanan macam
ini.
Mari berangan-angan, kalau aku
jadi travel blogger… yang aku butuhkan untuk itu adalah…
- Fisik yang kuat. Okey, aku bukan bagian dari perempuan-perempuan tangguh di perjalanan jauh. Karena kondisi salah satu organ yang seringkali kambuh-kambuhan, hal itu tidak memungkinkan aku untuk mengambil banyak kegiatan fisik. Maka itu, jika aku menjadi travel blogger, maka hal pertama yang akan sangat butuhkan adalah latihan fisik.
- Lebih banyak referensi tempat eksotik. Well, kalau jadi travel blogger tapi perginya ke tempat yang umum banget diketahui orang itu rasanya kurang greget, ya? Jadi, mestinya seorang travel blogger harus lebih banyak tau dan lebih banyak mengulik tempat-tempat baru sebagai referensi wisata orang-orang umum. Ya, kan?
- Gawai yang tepat. Kalau aku jadi travel blogger, jelas saja aku butuh gawai yang tepat untuk bisa menunjang kegiatan tulis-menulis dalam perjalanan dan bisa dengan segera membagikan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan melalui media sosial.
Omong-omong soal gawai yang
tepat, kayaknya yang paling asyik itu pegang tablet, ya? Handphone sepertinya
kurang memadai, laptop kurang enak untuk dibawa-bawa jauh. Jalan tengahnya, ya,
komputer tablet. Ya, kan? Buat yang pengin komputer tablet juga, coba deh beli tablet Advan terbaru. Bekerja sama
dengan Intel, Advan meningkatkan kualitas produk lokal. Dengan adanya hal
tersebut, Advan membawa empat kelebihan yaitu: lebih cepat, lebih nyaman saat
menjalankan multitasking, lebih lancar dalam bermain game, dan lebih irit
konsumsi baterainya. Wah, bagus banget kan ya untuk kamu-kamu yang ingin jadi
travel blogger? Yuk, beli tablet Advan terbaru!
Salam,
Pertiwi Yuliana
18 komentar
Akhirnya keputusan yg selalu kubuat, mending dibawa taoi gak dipake daripada. Gak bawa tapi ternyata butuh hehe
BalasHapusTapi yang itu aku nyesel, sih, soalnya berat wkwkwk
HapusHahahahah. Tp kayaknya KKL kemaren namanya liburan, bukan travelling. Kalo kata pangeran Rangga, sih, kalo liburan itu kegiatannya dijadwal dan biasanya padet banget. Sedangkan travelling kita yang eksplor sendiri. Jd ada waktu jugalah yah kayaknnya buat nulis. Ah, pengen. Tapi mental belom tangguh untuk eksplor sendirian.
BalasHapusPs: maap spoiler sikit AADC2 xD
Ps2: pengen deh ditemenin pangeran Nico buat travelling seluruh Indonesia #lah #apaan xp
GUE BELUM NONTON OY :(
HapusGue kan gak bilang KKL liburan atau traveling bhahahak orang mau iklan. Eh...
Padahal udah gue abaikan iklannya:((
HapusEh maap :(
HapusPertanyaan gue, siapa yang akhirnya lu mintain tolong untuk membawa laptop lu Tiw? Bawa sendiri kah? Widiiih salut. Kalau gue sih fix bgt gak akan bawa laptop. Berat bgt. Setuju! Tablet emang pas ukuran dan juga performanya buat dibawa-bawa dibandingkan HP atau Laptop.
BalasHapusYa bawa sendiri, aku mah setrong wkwkwk
HapusSeru kali ya kalau jadi travel blogger bisa jalan kemana aja adventure gitu dan berbagi cerita juga sama yang lain hihi.
BalasHapusIya, Kak, pasti seru banget itu. :D
HapusTeknologi memudahkan segalanya.
BalasHapusBetul, Kak.
HapusKadang dibawa juga percuma, soalnya gak dipake wkwkw
BalasHapusNah itu yang aku rasakan hahahaha
HapusAsyik... Saya sudah pake tab advan, lho. Dan sering ngeblog lewat tab ini. :)
BalasHapusAaaak aku keduluan :(
HapusSatu lagi mbak, jangan lupa bawa kamera, sekarang kan zaman cakep dikit cekrek dan banyak cekrek...hehe...
BalasHapusNah itu makanya butuh gadget yang udah bisa semuanya biar gak repot, soalnya aku malas repot bawa banyak ehehehe
HapusKesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer